Forum Konsultasi Pertahanan RI-China yang digelar di Markas Besar Tentara Pembebasan Rakyat China (People`s Liberation Army/PLA) di Beijing, Kamis, merupakan pertemuan yang kelima sejak 2007. Indonesia dalam Forum Konsultasi Pertahanan itu dipimpin Wakil Menteri Pertahanan Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin dan dari China dipimpin Wakil Kepala Staf Umum PLA Letjen Qi Jian'guo.
Dalam pertemuan tertutup itu, dibahas perkembangan kerja sama pertahanan kedua negara yang telah disepakati, dalam kerangka kemitraan strategis yang dibangun antara Indonesia dan China pada April 2005.
Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, pertemuan direncanakan menjelang akhir November 2012 namun diundur karena pada bulan tersebut China menggelar proses pergantian kepemimpinan. "Dan Kami pun memiliki agenda yang tidak kalah penting, seperti Rapat Pimpinan yang baru selesai kemarin," ungkapnya.
Sejak disepakati Forum Konsultasi Kerja Sama Pertahanan itu, Indonesia dan China telah melakukan berbagai bentuk kerja sama pertahanan seperti pelaksanaan Latihan Bersama Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat dengan Pasukan Khusus PLA, pertukaran perwira di masing-masing lembaga pendidikan militer kedua negara termasuk Universitas Pertahanan.
Untuk bidang pendidikan dan pertukaran perwira, sejak 1967 sudah 107 personel militer Indonesia yang belajar di China. Saat ini tercatat 12 orang perwira militer Indonesia yang belajar di China. Sedangkan China hingga kini telah mengirimkan delapan orang perwira militernya.
Untuk latihan bersama, Indonesia dan China telah dua kali menggelar latihan bersama antara Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat dengan Pasukan Khusus Angkatan Bersenjata China (People`s Liberation Army/PLA) dengan sandi "Sharp Knife".
Selain rudal C-705 Indonesia dan China akan membahas lebih lanjut alih teknologi pesawat tanpa awak, serta sistem pertahanan elektronikKerja sama antar-pasukan khusus dalam penanggulangan terorisme, akan terus ditingkatkan dan diperluas. Kedepan mungkin dapat dilakukan latihan bersama untuk menghadapi ancaman non-tradisional seperti penanggulangan bencana alam.
Indonesia dan China juga telah menjalin kerja sama pelatihan bagi pilot pesawat tempur Sukhoi. Sedangkan dalam bidang industri pertahanan kedua negara telah sepakat untuk memproduksi bersama rudal C-705. Hingga kini Indonesia dan China masih membahas proses pelaksanaan alih teknologi dalam pembuatan rudal C-705.
Selain rudal C-705 Indonesia dan China akan membahas lebih lanjut alih teknologi pesawat tanpa awak, serta sistem pertahanan elektronik. China juga menawarkan program Bahasa Mandarin bagi para perwira TNI.
Forum ke-5 Konsultasi pertahanan Indonesia-China, yang berlangsung hingga Kamis petang juga membahas berbagai perkembangan situasi keamanan regional khususnya di Asia Pasifik, termasuk isu di Laut China Timur dan Laut China Selatan.
Sumber: ANTARA