Senin, Desember 24, 2012

Roket Korea Utara Mampu Jangkau Amerika

Roket Korea Utara Unha-3
Foto diambil oleh KNCA news Agency Korea Utara menunjukkan roket Korea Utara Unha-3 yang membawa satelit Kwangmyongsong-3, lepas landas dari situs peluncuran Cholsan, provinsi Pyongan Utara, Korea Utara
pada 12 Desember 2012. Foto: AFP

Roket balistik Unha-3 yang diluncurkan Korea Utara pada 12 Desember lalu diyakini memiliki jangkauan lebih dari 9.600 km dan mampu membawa hulu ledak seberat 500-600 kg, seperti yang dilaporkan oleh Kementerian Pertahanan Korea Selatan, Minggu, 23 Desember 2012. Berdasarkan hasil simulasi, dengan jangkauan jauh roket Korea Utara tersebut, artinya roket ini bisa mencapai daratan Amerika Serikat.

Perkiraan Korea Selatan ini bukan tanpa alasan, hal ini didasari dari kontainer oksigen yang berhasil diambil dari bagian tingkat pertama roket Unha-3 yang jatuh di Laut Kuning tak lama setelah peluncuran. Kontainer itu berisi asam nitrat cair sebagai bahan bakar pendorong di tingkat pertama roket.

"Berdasarkan estimasi dan simulasi kami, roket Korea Utara bisa mencapai jarak 10.000 kilometer dengan warhead (hulu ledak) 500-600 kilogram," ujar seorang pejabat di Kementerian Pertahanan Korea Selatan.

Dari serpihan roket yang dikumpulkan Korea Selatan, para ahli menyimpulkan roket itu dibuat dari campuran aluminium dan magnesium dengan delapan panel yang disambung secara manual. Pengelasannya kasar dan dilakukan secara manual. Roket ini juga menggunakan alat peluncur berkomponen oksigen yang menurut Badan Antariksa Amerika (NASA), bisa membakar bahan bakar roket di atmosfer.

Angkatan Laut Korea Selatan kemudian menemukan sejumlah serpihan roket lagi dari Laut Kuning, yaitu sebuah tangki bahan bakar dan ruang pembakaran. Demikian kantor berita Korea Selatan, Yonhap melaporkan.

Namun para ahli Korea Selatan tidak bisa menentukan apakah roket Korea Utara memiliki kemampuan re-entry, yang merupakan elemen teknologi sebuah misil antar-benua (ICBM) karena tidak ditemukannya serpihan tingkat kedua dan ketiga dari roket ini.

Pejabat militer Korea Selatan mengatakan bukti yang mereka temukan tersebut memperlihatkan Korea Utara telah berhasil mengembangkan teknologi nuklir dan rudal balistik. 

Di sisi lain, kesuksesan Korea Utara meluncurkan roketnya itu dianggap sebagai langkah maju bagi negara yang terisolasi itu meski para pakar masih berbeda pendapat soal kemampuan roket balistik milik Korea Utara itu.
Pejabat Korea Utara menyambut gembira atas kesuksesan peluncuran roket jarak jauh itu. Menurut mereka roket itu diluncurkan untuk menempatkan satelit cuaca di orbitnya. Dunia internasional mengecam peluncuran roket itu. Menurut beberapa negara, peluncuran roket itu adalah upaya uji coba teknologi rudal balistik dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melarang Korea Utara mengembangkan teknologi semacam itu.

Kim Jong-Un Perintahkan Pengembangan Roket Yang Lebih Besar

Kim Jong-Un, pemimpin muda Korea Utara memerintahkan para ilmuwan yang terlibat dalam industri ruang angkasa untuk mengembangkan roket baru yang lebih besar dan lebih kuat daripada yang diluncurkan pertengahan bulan lalu, seperti yang dilaporkan KNCA, Sabtu, 22 Desember 2012.

"Anda harus mengembangkan dan meluncurkan berbagai satelit tambahan, termasuk satelit komunikasi dan roket dengan kapasitas yang lebih besar," KNCA mengutip Kim, Jum'at 21 Desember 2012.

Pada tanggal 12 Desember 2012, Korea Utara meluncurkan roket multistage Unha-3 yang mengorbitkan satelit Kwangmyongsong-3. Negara-negara seteru seperti Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat meyakini  ini sebenarnya uji coba rudal balistik antar-benua yang akan memiliki jangkauan 13.000 km. Sudah ada dua resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang setiap Pyongyang untuk setiap kegiatan rudal balistik dan nuklir, namun Korea Utara bersikukuh jika peluncuran roket jarak jauhnya ini untuk membawa satelit dan ditujukan untuk kepentingan sipil.

Sumber: Kompas/Merdeka/Asian Defence