Rabu, Desember 19, 2012

Ekspor Senjata Rusia Capai 14 Miliar Dolar

Helikopter serang Rusia Mi-35
Helikopter serang Rusia Mi-35 (Foto:canindia.com)

Sepanjang tahun 2012 Rusia mencapai angka ekspor senjata sebesar 14 miliar dolar, ini lebih tinggi dari pencapaian tahun-tahun sebelumnya. Hal ini diungkapkan Presiden Republik Federasi Rusia, Vladimir Putin di depan Komisi Kerja Sama Teknik Militer Rusia seperti dilansir Itar-TASS pada Senin, 17 Desember 2012.
 
"Tahun ini industri militer negara mendapatkan hasil yang positif dengan jumlah penandatanganan kontrak mencapai lebih dari US$ 15 miliar. Sejumlah kontrak akan terus berdatangan ke depannya," kata Putin. Namun Putin tidak menyebutkan jenis senjata apa dan negara mana saja ekspor senjata tersebut.

Putin mengatakan, bersamaan dengan perubahan senjata tradisional ke senjata modern, Rusia akan bekerja ke arah baru, bergabung dengan militer demi kepentingan penelitian dan produksi. Kerjasama tersebut akan memangkas biaya pengembangan dan produksi dan meningkatkan daya saing senjata Rusia di pasar global.

"Penggabungan tersebut akan memotong biaya, meningkatkan daya saing produksi senjata Rusia, dan menciptakan kondisi untuk memasuki pasar negara lain," ungkap Putin.
 
Putin juga menantang militer Rusia dengan tugas baru, mempromosikan produk Rusia ke pasar di seluruh dunia. Rusia juga harus mereposisi produknya di pasar global, melakukan modernisasi dan perbaikan senjata militer, termasuk pengembangan senjata buatan era Uni Soviet. Karena pada era Uni Soviet banyak sekali konsep-konsep persenjataan briliant yang tidak sempat diciptakan karena pecahnya Uni Soviet.

"Agar sukses dalam kompetisi tersebut, pemerintah harus aktif memberikan kesempatan bagi produsen dan perancang senjata untuk menunjukan potensi ilmiah dan teknis, serta gencar menginformasikan tentang prestasi bisnis Rusia," terang Putin.

Diketahui, penjualan senjata itu termasuk pasokan senjata ke Suriah yang saat ini sedang dilanda perang sipil. Rusia sendiri mendapatkan kritik dari barat karena menjual senjata ke pemerintah Suriah dengan nilai hampir 1 miliar dolar AS pada  2011. Namun Moskow menyatakan, pengiriman senjata ke Suriah tidak melanggar hukum internasional karena tidak bertujuan membantu  Presiden Bashar al-Assad.

Rusia, sebagai pengekspor senjata terbesar kedua setelah AS terus mengembangkan persenjataannya untuk dipasok ke pelanggan utamanya yaitu benua Asia dan Afrika. Namun di balik keberhasilan itu, Rusia juga dikritik karena tidak bisa membuat senjata murah seperti China.