Selasa, November 13, 2012

Pesawat Tanpa Awak Jatuh di Bintan Riau

Pesawat Tanpa Awak Jatuh di Bintan Riau
Sejumlah Personel TNI AU Tanjungpinang menyelidiki pesawat tanpa awak yang jatuh di Bintan Kepulauan Riau
(Foto: ANTARA/Henky Mohari/Koz/ama/12)
Sebuah pesawat tanpa awak jatuh di perairan Pulau Pucung, Malang Rapat, Kecamatan Gunung Kijang, Bintan, Kepulauan Riau, Senin, 12 November. Pesawat ini ditemukan oleh seorang nelayan, Mukhri di sebuah lokasi antara perairan Berakit dan Pulau Pucung usai melaut sekitar pukul 06.00 WIB.

Badan pesawat tanpa awak tersebut berwarna merah dengan panjang 2,5 meter dan sayap berwarna kuning lebar 2 meter. Di badan pesawat terdapat tulisan Banshee dengan nomor 5498 dan diekor pesawat terdapat tulisan Meggitt.

Selain itu juga terdapat perasut berwarna orange yang keluar dari badan pesawat, diduga parasut tersebut keluar setelah pesawat terhempas di laut.

Pesawat tersebut kemudian dievakuasi oleh sejumlah Personel Pangkalan TNI AU Tanjungpinang dengan mobil pasukan meskipun tidak semua badan pesawat bisa masuk ke mobil. Rencananya pesawat ini akan dibawa ke Puslitbang TNI AU di Jakarta guna penelitian lebih lanjut.

Pesawat ini "Drone Target," Bukan Pesawat Intai

Komandan Pangkalan Angkatan Udara Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Letkol Pnb MJ Hanafie mengatakan bahwa pesawat tanpa awak yang jatuh di Bintan ini bukan jenis pesawat pengintai tetapi merupakan pesawat sasaran tembak atau "drone target" untuk latihan tempur.

"Ini bukan pesawat tanpa awak yang melakukan pengintaian, tetapi ini adalah `drone target` untuk latihan penembakan simulasi yang bisa dilepaskan dari daratan dan laut," kata Danlanud MJ Hanafie kepada pers di Lanud Tanjungpinang, Senin malam.

Pesawat Tanpa Awak Jatuh di Bintan Riau
Seorang anggota Polsek gunung Kijang memperhatikan pesawat tanpa awak yang jatuh di Bintan, Kepulauan Riau
(Foto: ANTARA/Henky Mohari/Koz/ama/12)
Danlanud mengatakan "drone target" semacam itu bisa bertahan di udara selama 1 jam 15 menit dengan kecepatan 200 knot sebelum jatuh ditembak atau jatuh sendiri tanpa kena tembakan saat latihan. "Kegagalan dalam penembakan bisa mencapai 30 persen," ujar Danlanud.

Menurut Hanafie, kemungkinan besar alat latih tembak atau "drone target" yang dilontarkan dari darat atau dari kapal di laut tersebut terbawa arus hingga mencapai perairan Bintan setelah jatuh.

"Dari negara mana belum bisa diketahui, yang jelas alat ini digunakan oleh 40 negara termasuk Indonesia," kata Hanafie. Namun untuk membuktikan dari mana asalnya, pesawat itu akan dibawa ke Puslitbang TNI AU di Jakarta.

Jangan Ada Penafsiran yang Macam-macam

"Drone target" tersebut diperkirakan sudah beberapa hari terapung dan terbawa arus, sehingga bagian baterai yang berada di dalam badan pesawat serta bagian baling-baling yang berada di bagian belakang sudah terlapisi garam. "Jika jatuhnya tanpa parasut tentu sudah tenggelam," pungkasnya.

Danlanud memastikan tidak ada pesawat pengintai asing yang memasuki wilayah Indonesia, khususnya di wilayah Kepulauan Riau yang berbatasan dengan sejumlah negara.

Evakuasi Pesawat Tanpa Awak Jatuh di Bintan Riau
Evakuasi oleh sejumlah personel TNI AU Tanjungpinang
(Foto: ANTARA/Nwa Kanu/Koz/ama/12)
"Sekali lagi ini bukan pesawat pengintai atau pesawat mata-mata, namun ini `drone target` yang memang untuk ditembak atau dihancurkan," ujarnya.

Danlanud berharap tidak ada penafsiran macam-macam terhadap penemuan "drone target" tersebut, karena benda tersebut adalah sasaran latihan tembak dari darat atau laut ke udara.