Sabtu, Oktober 06, 2012

Rompi Anti Peluru SAKTI Karya Agus Yudhoyono

Rompi anti peluru SAKTI
Rompi SAKTI rancangan Agus Harimurti Yudhoyono
(Foto:VIVAnews/Nur Eka Sukmawati)

Rompi anti peluru memang bukan termasuk alutsista, namun sejak material rompi anti peluru (Aramid-Kevlar) ditemukan pada tahun 1964, rompi anti peluru telah melindungi banyak nyawa. Artinya manfaatnya tak bisa dianggap sepele untuk mempertahankan aset militer.

Di dalam salah satu stand Kostrad pada Pameran Alutsista di monas (6-8 Oktober) terdapat Rompi SAKTI yang didesain oleh Kasi 2 Brigif Linud 17/Kostrad Mayor (Inf) Agus Harimurti Yudhoyono. Rompi SAKTI merupakan jenis rompi anti peluru baru. Rompi ini diluncurkan pada bulan Oktober ini, dan pertama kali akan dipamerkan pada peringatan HUT ke-67 TNI.

SAKTI merupakan akronim dari Sistem Angkut Kelengkapan Tempur Individu. "Mayor Agus Yudhoyono yang menciptakannya," kata petugas penjaga stand, Djoko Susiono, di Lapangan Monas, Jumat 5 Oktober 2012. Meski rompi ini buatan dalam negeri, namun kualitasnya tidak kalah dengan buatan luar. Rompi ini memiliki dua bagian yakni Rompi Balistik Sakti, dan Rompi Angkut Sakti.

Rompi Balistik Sakti (RBS) terdapat di bagian dalam rompi. Bagian yang memiliki berat 3 kg yang bisa menahan peluru. Sedangkan Rompi Angkut Sakti (RAS) terdapat di bagian luar sebagai tempat perlengkapan seperti pisau, gunting, dan alat-alat kesehatan, berat rompi ini mencapai 2 kg.

Rompi yang dapat menahan tembakan peluru jenis 5,56 milimiter ini diklaim sudah sesuai dengan standar NATO (North Atlantic Treaty Organization). Selain fungsi utamanya sebagai body protector, rompi ini juga dilengkapi dengan GPS dan Kompas.

Menurut Agus saat berbincang dengan detikcom saat mempersiapkan Pameran Alutsista dalam rangka HUT ke-67 TNI di Monas, Kamis, 4 Oktober, "Rompi sekarang beda dengan yang dulu. Kalau dulu komandan sampai penembak memakai rompi yang sama, kalau sekarang sesuai kebutuhan masing-masing. Setiap rompi mewakili tugas yang dipakai oleh pasukan yang ada di lapangan." "Rompi telah diujicobakan dan dapat digunakan untuk berlari, merayap, dan berguling," lanjutnya.
 
Rompi anti peluru SAKTI
(Foto:Detik.com)

Bahkan untuk memasangkan dan melepaskan rompi ini hanya membutuhkan waktu di bawah 30 detik. Menurut Agus, jika rompi ini ditarik, maka benang-benangnya dapat menahan tarikan hingga di atas 200 Kg.

Agus bersama rekan-rekannya mengakui hendak melakukan perubahan dan modernisasi di tubuh TNI, selain dukungan KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo yang meminta untuk dilakukan modernisasi kelengkapan prajurit tempur lintas udara.

“Kebetulan waktu itu kami yang mengawaki dan mendapatkan angin segar dan kesempatan yang luar biasa untuk berbuat sesuatu,” ujar pria alumni John F. Kennedy School of Government, Universitas Harvard ini.

Rompi SAKTI ini dipamerkan di Pameran Alutsista dalam rangka HUT TNI ke-67 di stand Kostrad, di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, yang akan dibuka pada Sabtu, 6 Oktober, hari ini.


Berbagai Stand Meramaikan HUT TNI

Sementara itu, di bagian lain terdapat stand meriam artileri tempur medan. Meriam artileri tempur medan yang terdiri dari tujuh jenis. Semua produk ini merupakan buatan luar negeri.

Salah satu jenisnya adalah Meriam Gunung M-48. Meriam ini didesain oleh Yugoslavia dan Serbia pada tahun 1948. Bobot meriam ini hanya 720 kg, dan dapat dibagi menjadi delapan bagian sehingga dapat diangkut oleh tenaga manusia atau hewan angkut dan dapat melintasi medan sulit. Meriam ini juga dapat menembus baja setebal 100 mm pada jarak 450 meter.

Selain  itu juga terdapat beberapa panser ANOA, kendaraan tempur, dan penjinak bom. Tampak beberapa pengunjung di Monas sangat antusias bertanya kepada penjaga stand dan berfoto ria.