[Foto:Boeing]
Pengamat intelijen, Wawan Hari Purwanto, berpendapat bahwa rencana pembelian delapan unit helikopter Apache dari Amerika Serikat dapat memperkuat alat utama sistem senjata (Alutsista) pertahanan mengingat alustsista yang dimiliki Indonesia banyak yang sudah usang.
"Alutsista kita sudah banyak yang usang karena banyak alutsista kita yang sudah berumur 60-70 an dan banyak juga yang berjatuhan," kata Wawan.
Staf Ahli Wapres Bidang Keamanan itu mengatakan, pembelian delapan unit helikopter Apache ini jelas akan memperkuat dan memberikan perlindungan keamanan nasional bagi Indonesia.
"Kita ingin ke depan ada daya dobrak dan daya gentar bagi negara-negara lain, sehingga negara lain tidak melihat sebelah mata tentang keberadaan Indonesia," lanjut Wawan.
Wawan mengatakan, hubungan Indonesia dengan Amerika cukup bagus, sehingga diharapkan pengadaan alutsista yang sangat canggih dari Amerika itu dapat tercapai.
"Prajurit kita yang terbaik meninggal bukan di pertempuran, tetapi pada saat latihan. Ini disebabkan alutsista kita sudah usang," katanya.
Menurut dia, pemerintah telah berupaya menyediakan anggaran sebanyak-banyaknya untuk pertahanan yang bernilai triliunan rupiah guna mencapai kekuatan pokok minimal (Minimum Esensial Force/MEF).
"Untuk mencapai hal tersebut, Indonesia telah mendapatkan dukungan dari beberapa negara, seperti helikopter Apache dari Amerika dan tank Leopard dari Jerman, yang dibeli secara "G to G" (government to gorvernment/antarpemerintah)," ujarnya.
Ia menambahkan, postur anggaran pertahanan yang ada cukup tinggi, bahkan nomor dua setelah anggaran pendidikan.
"Saya kira tidak ada masalah dengan alokasi anggaran. Dalam penggunaan anggaran pun melibatkan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Irjen Kemhan, Irjen Mabes TNI serta masing-masing angkatan, sehingga ada transparansi penggunaan anggaran," katanya.
Sebelumnya dilaporkan, Indonesia akan membeli delapan helikopter Apache dari Amerika Serikat, yang disebut-sebut menjadi tanda bagi kedua negara untuk memperkuat hubungan menyangkut peningkatan keamanan kawasan.
Menurut laporan AFP seperti yang dipantau ANTARA di New York, Kamis, pembelian itu diungkapkan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton setelah melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Washington, Kamis.
Hillary mengatakan Pemerintah AS telah "menginformasikan kepada Kongres tentang potensi penjualan delapan helikopter AH-64D Apache Longbow kepada pemerintah Indonesia".
"Perjanjian ini akan memperkuat kemitraan menyeluruh kita dan membantu meningkatkan keamanan di kawasan," ujar Hillary.
Ia tidak menyebutkan nilai penjualan kedelapan Apache yang akan dibeli oleh Indonesia itu.
"Alutsista kita sudah banyak yang usang karena banyak alutsista kita yang sudah berumur 60-70 an dan banyak juga yang berjatuhan," kata Wawan.
Staf Ahli Wapres Bidang Keamanan itu mengatakan, pembelian delapan unit helikopter Apache ini jelas akan memperkuat dan memberikan perlindungan keamanan nasional bagi Indonesia.
"Kita ingin ke depan ada daya dobrak dan daya gentar bagi negara-negara lain, sehingga negara lain tidak melihat sebelah mata tentang keberadaan Indonesia," lanjut Wawan.
Wawan mengatakan, hubungan Indonesia dengan Amerika cukup bagus, sehingga diharapkan pengadaan alutsista yang sangat canggih dari Amerika itu dapat tercapai.
"Prajurit kita yang terbaik meninggal bukan di pertempuran, tetapi pada saat latihan. Ini disebabkan alutsista kita sudah usang," katanya.
Menurut dia, pemerintah telah berupaya menyediakan anggaran sebanyak-banyaknya untuk pertahanan yang bernilai triliunan rupiah guna mencapai kekuatan pokok minimal (Minimum Esensial Force/MEF).
"Untuk mencapai hal tersebut, Indonesia telah mendapatkan dukungan dari beberapa negara, seperti helikopter Apache dari Amerika dan tank Leopard dari Jerman, yang dibeli secara "G to G" (government to gorvernment/antarpemerintah)," ujarnya.
Ia menambahkan, postur anggaran pertahanan yang ada cukup tinggi, bahkan nomor dua setelah anggaran pendidikan.
"Saya kira tidak ada masalah dengan alokasi anggaran. Dalam penggunaan anggaran pun melibatkan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Irjen Kemhan, Irjen Mabes TNI serta masing-masing angkatan, sehingga ada transparansi penggunaan anggaran," katanya.
Sebelumnya dilaporkan, Indonesia akan membeli delapan helikopter Apache dari Amerika Serikat, yang disebut-sebut menjadi tanda bagi kedua negara untuk memperkuat hubungan menyangkut peningkatan keamanan kawasan.
Menurut laporan AFP seperti yang dipantau ANTARA di New York, Kamis, pembelian itu diungkapkan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton setelah melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Washington, Kamis.
Hillary mengatakan Pemerintah AS telah "menginformasikan kepada Kongres tentang potensi penjualan delapan helikopter AH-64D Apache Longbow kepada pemerintah Indonesia".
"Perjanjian ini akan memperkuat kemitraan menyeluruh kita dan membantu meningkatkan keamanan di kawasan," ujar Hillary.
Ia tidak menyebutkan nilai penjualan kedelapan Apache yang akan dibeli oleh Indonesia itu.
[sumber:ANTARA]