[Foto:Vivanews]
Kapal berteknologi tercanggih TNI AL saat ini, KRI Klewang-625, terbakar kemarin di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur, pada pukul 15.00 WIB. Api membakar hampir seluruh bagian kapal sepanjang 63 meter itu.
Kapal milik TNI AL, yang dibuat oleh PT Lundin Industry Invest dengan anggaran Rp 114 miliar ini, baru saja diluncurkan 30 Agustus lalu. Kabar beredar menyebutkan, kapal perang yang diklaim berteknologi tinggi ini terbakar sesaat sesudah tim inspeksi dari TNI AL meninggalkan dermaga tempat kapal itu ditambat.
Menurut Direktur PT Lundin, Lizza Lundin, KRI Klewang sedianya akan menjalani uji coba di perairan Selat Bali. "TNI AL meminta (Jumat) hari ini kapal diuji coba," kata dia saat dihubungi Tempo, Jumat, 28 September 2012.
Kapal milik TNI AL, yang dibuat oleh PT Lundin Industry Invest dengan anggaran Rp 114 miliar ini, baru saja diluncurkan 30 Agustus lalu. Kabar beredar menyebutkan, kapal perang yang diklaim berteknologi tinggi ini terbakar sesaat sesudah tim inspeksi dari TNI AL meninggalkan dermaga tempat kapal itu ditambat.
Menurut Direktur PT Lundin, Lizza Lundin, KRI Klewang sedianya akan menjalani uji coba di perairan Selat Bali. "TNI AL meminta (Jumat) hari ini kapal diuji coba," kata dia saat dihubungi Tempo, Jumat, 28 September 2012.
"Diketahui bahwa bahan komposit sejenis serat gelas itu rentan terhadap api. Jika satu peluru kendali setingkat MM-39 Mark II Exocet ditembakkan dari geladaknya, maka api semburan mesin jet arsenal itu sangat besar dan panas"
Untuk mempersiapkan uji coba, ada 70 karyawan PT Lundin Industry Invest di dalam kapal seharga Rp 114 miliar itu. Menurut salah satu karyawan PT Lundin yang ikut di dalam kapal, kebakaran itu didahului dengan padamnya listrik. Kemudian, muncul percikan api di tengah kapal.
Api menjalar dengan cepat. Semua karyawan langsung berhamburan dan tiga orang lainnya berusaha memadamkan api. Namun, karena api membesar, ketiga karyawan langsung melompat ke laut untuk menyelamatkan diri. Satu orang dibawa ke rumah sakit karena kram.
Disampaikan Kadispen Koarmatim TNI AL, Letkol Yayan Sugiana, saat ini masih diselidiki penyebab pasti terbakarnya KRI Klewang 625 itu. Ditambahkan Yayan, kapal terbakar saat dilakukan uji coba di Pangkalan Banyuwangi, Jawa Timur. Dugaan awal, penyebab kebakaran adalah karena korsleting listrik dan tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. "Hanya kerugian materi saja," terangnya.
Api menjalar dengan cepat. Semua karyawan langsung berhamburan dan tiga orang lainnya berusaha memadamkan api. Namun, karena api membesar, ketiga karyawan langsung melompat ke laut untuk menyelamatkan diri. Satu orang dibawa ke rumah sakit karena kram.
Disampaikan Kadispen Koarmatim TNI AL, Letkol Yayan Sugiana, saat ini masih diselidiki penyebab pasti terbakarnya KRI Klewang 625 itu. Ditambahkan Yayan, kapal terbakar saat dilakukan uji coba di Pangkalan Banyuwangi, Jawa Timur. Dugaan awal, penyebab kebakaran adalah karena korsleting listrik dan tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. "Hanya kerugian materi saja," terangnya.
[Foto:Tempo]
KRI Klewang 625 yang berukuran 63 meter tersebut adalah kapal tipe trimaran (tiga lunas). Kapal perang ini dibuat untuk keperluan operasional di perairan lithoral (bukan laut dalam), mengingat Indonesia banyak dikelilingi laut-laut semacam ini.
Kapal ini dibangun dengan berbahan baku sejenis serat gelas (komposit karbon) yang diklaim kekuatannya menandingi baja dan tidak memantulkan gelombang radar. Teknologi stealth di kapal ini sama seperti yang dimiliki pesawat terbang intai F-117 Night Hawk milik Angkatan Udara Amerika Serikat.
Diketahui bahwa bahan komposit sejenis serat gelas itu rentan terhadap api. Jika satu peluru kendali setingkat MM-39 Mark II Exocet ditembakkan dari geladaknya, maka api semburan mesin jet arsenal itu sangat besar dan panas. Inilah yang harus diantisipasi kapal-kapal perang berbahan baku komposit itu, walau diklaim mampu menyerap pantulan gelombang radar dan elektromagnetik lain.
Direncanakan, Senin depan (30/9) kapal ini diujicoba berlayar terakhir sebelum upacara serah terima kepada TNI AL.
KRI Klewang 625 yang berukuran 63 meter tersebut adalah kapal tipe trimaran (tiga lunas). Kapal perang ini dibuat untuk keperluan operasional di perairan lithoral (bukan laut dalam), mengingat Indonesia banyak dikelilingi laut-laut semacam ini.
Kapal ini dibangun dengan berbahan baku sejenis serat gelas (komposit karbon) yang diklaim kekuatannya menandingi baja dan tidak memantulkan gelombang radar. Teknologi stealth di kapal ini sama seperti yang dimiliki pesawat terbang intai F-117 Night Hawk milik Angkatan Udara Amerika Serikat.
Diketahui bahwa bahan komposit sejenis serat gelas itu rentan terhadap api. Jika satu peluru kendali setingkat MM-39 Mark II Exocet ditembakkan dari geladaknya, maka api semburan mesin jet arsenal itu sangat besar dan panas. Inilah yang harus diantisipasi kapal-kapal perang berbahan baku komposit itu, walau diklaim mampu menyerap pantulan gelombang radar dan elektromagnetik lain.
Direncanakan, Senin depan (30/9) kapal ini diujicoba berlayar terakhir sebelum upacara serah terima kepada TNI AL.
ANTARA/TEMPO/VIVANEWS