Sabtu, Juli 21, 2012

Jepang Tuduh China Ekspor Peluncur Rudal ke Korut

Jepang memiliki bukti bahwa sebuah perusahaan China telah mengekspor kendaraan ke Korea Utara yang mampu mengangkut dan meluncurkan rudal, seperti yang dilaporkan media Jepang baru-baru ini. Jika hal ini benar, berarti China melakukan pelanggaran atas sanksi PBB kepada Korea Utara. China menyebut informasi itu tidak akurat, dan membantah telah melanggar restriksi PBB.

Menurut laporan Jepang, empat unit dari kendaraan tersebut dikirim dari Shanghai ke Korea Utara pada Agustus tahun lalu, dengan menggunakan kapal "Harmony Wish", sebuah kapal kargo berbendera Kamboja. Pemerintah Jepang melacak kapal tersebut melalui satelit, dan mencari tahu muatannya, ketika transit di Jepang pada bulan berikutnya, kata laporan itu.

Kendaraan Peluncur Rudal Korea Utara

Kendaraan peluncur rudal tersebut - disebut TELs, untuk transporter, peluncur erector, - menjadi fokus perhatian internasional ketika Korea Utara menampilkannya beberapa waktu lalu selama parade militer di Pyongyang.

Juru bicara pemerintah Jepang menolak untuk mengkonfirmasi kebenaran hal ini. Tapi dia mengatakan bahwa jika perlu, Jepang akan bekerjasama dengan masyarakat internasional untuk menentukan apakah peraturan PBB telah dilanggar oleh China. Di Beijing, Liu Weimin, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, mengatakan negaranya tidak melanggar semua larangan tersebut.

"Perusahaan China tidak melanggar hukum PBB," katanya, sambil menyebut laporan Jepang tersebut tidak akurat. Dia tidak secara khusus mengkonfirmasi atau menyangkal penjualan kendaraan peluncur rudal tersebut, namun mengatakan bahwa China menentang proliferasi dan "mematuhi hukum dan peraturan PBB."
'Diyakini, kendaraan yang diekspor China itulah yang ditampilkan Korea Utara dalam parade militer di Pyongyang'
Meskipun tidak ada kendaraan yang mencurigakan yang berada di atas kapal ketika digeledah di Jepang, pihak berwenang Jepang menemukan dokumen yang merinci kargo itu telah dibongkar di Korea Utara, dan itu termasuk kendaraan, menurut Asahi, surat kabar utama Jepang, mengutip sumber beberapa sumber pemerintah dengan tidak menyebutkan nama.

Diyakini, kendaraan yang diekspor China itulah yang ditampilkan Korea Utara dalam parade militer yang digelar tak lama setelah peluncuran roket Korea Utara yang secara luas dikecam dunia sebagai upaya untuk mengembangkan teknologi jangka panjang rudalnya.

Dewan Keamanan PBB menjatuhkan sanksi terhadap Korea Utara setelah uji nuklir pertama mereka pada tahun 2006 dan PBB kembali menambah sanksi setelah tes kedua di tahun 2009 untuk menggagalkan program nuklir dan rudal balistik Korea Utara. Sanksi PBB pada Korea Utara antara lain membatasi ekspor senjata atau teknologi yang dapat digunakan untuk meningkatkan program tersebut.