Minggu, Juli 29, 2012

Apakah Benar Masalah Oksigen F-22 Terpecahkan?

Angkatan Udara AS merasa yakin telah mengidentifikasi masalah yang menyebabkan beberapa pilot mengeluh pusing dan pingsan saat berada di jet tempur paling canggih tersebut, Pentagon mengatakan beberapa waktu lalu.

Akar penyebab dari masalah ini adalah pasokan oksigen - yang diperlukan untuk pilot terbang di tempat yang tinggi - bukan kualitas oksigen yang disuplai kepada pilot," kata juru bicara Pentagon George Little kepada wartawan.

Untuk mengatasi masalah ini, Little mengatakan Angkatan Udara AS akan mengganti katup yang menyebabkan inflasi di rompi yang dipakai pilot, yang apabila sang pilot berada di tempat yang tinggi, maka akan mengganggu pernapasan bahkan dapat menyebabkan pingsan yang tentunya dapat berujung pada kecelakaan.

Masalah pasokan udara terpecahkan
F-22 Raptor, mengalami masalah dalam pasokan udara
Solusinya, Angkatan Udara AS akan meningkatkan aliran oksigen ke pilot dengan membuang filter yang sebelumnya berfungsi untuk menganalisa dan menyaring apakah oksigen tersebut mengandung bahan kontaminan yang berbahaya bagi pilot. Sebuah perangkat baru sistem pasokan oksigen darurat juga akan dipasang pada pesawat siluman tersebut.

"Kami memiliki keyakinan sangat tinggi bahwa kami telah mengidentifikasi masalah ini," kata Little, "tapi itu semua butuh waktu, beri kami sedikit waktu untuk memastikan bahwa semua komponen yang salah selama ini telah diganti."

Panetta Kembali Menginstruksikan F-22 untuk Terbang

Tahun lalu, sebanyak 187 buah F-22 Raptor telah di"grounded" selama 4 bulan setelah serentetan insiden pilot yang mengatakan bahwa mereka telah pingsan atau mengalami kekurangan oksigen ketika menerbangkan F-22 Raptor

Para insinyur F-22 Raptor masih berusaha untuk memecahkan masalah tersebut bahkan ketika penerbangan dilanjutkan kembali pada September 2011. Tapi pilot terus menyatakan kekhawatiran atas permasalahan oksigen pada F-22, yang menyebabkan Menteri Pertahanan AS Leon Panetta untuk membatasi ketinggian dan jarak terbang fighter siluman tersebut, menjadi lebih rendah, rentang yang pendek, dan mudah dicapai dari landasan pacu.
'Satu skuadron F-22 Raptors akan dikerahkan ke Jepang, dengan melalui rute terbang ketinggian rendah'
Panetta pun kini telah setuju mengangkat batasan-batasan terbang tersebut, setelah ia menerima jaminan bahwa langkah-langkah perbaikan telah dilakukan dan akan meminimalkan risiko serangan pusing atau serangan lebih lanjut yaitu pingsan, Little mengatakan.

Satu skuadron F-22 Raptors akan dikerahkan ke Jepang, dengan melalui rute terbang ketinggian rendah. "Setelah selesai dari penerbangan ke Jepang, Angkatan Udara akan merekomendasikan untuk melanjutkan terbang dalam waktu yang lama," tambah juru bicara Pentagon.

Pesawat Termahal dalam Armada AS

F-22 Raptor merupakan pesawat paling mahal dalam armada AS yaitu 143 juta dolar per-unit, mampu terbang pada ketinggian yang lebih tinggi dari jet lain, yaitu di atas 50.000 kaki. Tetapi F-22 Raptor cuma mengandalkan oksigen bertekanan, bukan campuran oksigen di bawah tekanan dan udara di kokpit, menurut Angkatan Udara.

Pesawat itu lebih cepat dan lebih lincah dari pesawat-pesawat sebelumnya, dengan pilot menghadapi gaya gravitasi lebih dari pada pesawat lainnya, kata para pejabat.

Tapi hingga kini F-22 Raptor belum digunakan dalam pertempuran, dan overruns biaya telah menjadi kontroversi yang lama melenggang di pentas politik AS hingga akhirnya program ini dibatasi.