Sebuah laporan surat kabar Liberty Times di Taiwan mengklaim bahwa Departemen Pertahanan Taiwan telah menyebarkan rudal jelajah dalam posisi yang mampu mencapai istalasi militer utama China di sepanjang pantai tenggara daratan China. Menurut laporan tersebut, Taiwan telah membuat rudal "Hsiungfeng" (Angin Berani) IIE (HF-IIE) yang memiliki jangkauan sekitar 600-650 kilometer yang mulai dikembangkan pada tahun 2005 dan pada tahun 2008 dikembangkan pula versi peluncuran mobile-nya. Produksi penuh dari rudal HF-IIE telah dimulai pada 2011 lalu dengan target 500 rudal.
Taiwan saat ini memiliki tiga versi dari HF-II dalam layanannya, HF-II berbasis kapal, HF-II berbasis udara dan HF-IIE untuk peluncuran darat. Versi HF-II berbasis kapal direncanakan digunakan untuk mengganti rudal sebelumnya yaitu rudal Harpoon RGM-84, tapi dana untuk program ini tidak dikucurkan lagi. HF-III - generasi supersonik rudal surface-to-surface - juga telah dikembangkan dan diharapkan akan segera diproduksi sementara pengembangan HF-II masih berlanjut.
Rudal jelajah HF-IIE bukanlah versi yang disempurnakan dari rudal anti kapal HF-II, tetapi juga bukan berdesain baru karena kemiripan yang mencolok dengan rudal jelajah Tomahawk AS. Pada dasarnya rudal ini dirancang untuk menyerang target yang berbasis tanah seperti posisi pertahanan udara, fasilitas komunikasi dan markas kontrol pasukan. Karena hulu ledaknya yang relatif kecil dan terbatasnya jumlah rudal, tampaknya hal ini menunjukkan bahwa HF-IIE tidak pernah dimaksudkan untuk digunakan sebagai senjata "first strike".
Rudal jelajah HF-IIE membawa hulu ledak seberat 200 kg dan dilengkapi dengan navigasi inersia, GPS dan upgrade identitas medan. Rudal ini terbang dengan kecepatan subsonik tinggi dan menggunakan Pencitraan Inframerah IIR autonomous digital target recognition system untuk akuisisi target dan mengoptimalkan tujuan. Program HF-IIE ini diyakini menghabiskan dana sekitar 1,02 miliar dolar.
Ini penyebaran rudal jelajah pertama kalinya oleh Taiwan untuk mengantisipasi China. Diperkirakan 100 rudal telah dikerahkan, sementara analis pertahanan memperkirakan bahwa China memiliki 1.600 rudal yang ditargetkan pada Taiwan - wah, peta kekuatan tempur yang tidak menarik hehe... - Tapi sejauh ini, pihak Kementerian Pertahanan Taiwan enggan mengomentari hal ini.
Taiwan juga berencana untuk melengkapi kapal frigat Chengkung kelas Perry 3.000 ton dengan rudal supersonik anti kapal. Pihak militer telah mengalokasikan dana sekitar 400 juta dolar untuk memproduksi 200 rudal tersebut.
Taiwan saat ini memiliki tiga versi dari HF-II dalam layanannya, HF-II berbasis kapal, HF-II berbasis udara dan HF-IIE untuk peluncuran darat. Versi HF-II berbasis kapal direncanakan digunakan untuk mengganti rudal sebelumnya yaitu rudal Harpoon RGM-84, tapi dana untuk program ini tidak dikucurkan lagi. HF-III - generasi supersonik rudal surface-to-surface - juga telah dikembangkan dan diharapkan akan segera diproduksi sementara pengembangan HF-II masih berlanjut.
Rudal jelajah HF-III taiwan |
Rudal jelajah HF-IIE bukanlah versi yang disempurnakan dari rudal anti kapal HF-II, tetapi juga bukan berdesain baru karena kemiripan yang mencolok dengan rudal jelajah Tomahawk AS. Pada dasarnya rudal ini dirancang untuk menyerang target yang berbasis tanah seperti posisi pertahanan udara, fasilitas komunikasi dan markas kontrol pasukan. Karena hulu ledaknya yang relatif kecil dan terbatasnya jumlah rudal, tampaknya hal ini menunjukkan bahwa HF-IIE tidak pernah dimaksudkan untuk digunakan sebagai senjata "first strike".
Rudal jelajah HF-IIE membawa hulu ledak seberat 200 kg dan dilengkapi dengan navigasi inersia, GPS dan upgrade identitas medan. Rudal ini terbang dengan kecepatan subsonik tinggi dan menggunakan Pencitraan Inframerah IIR autonomous digital target recognition system untuk akuisisi target dan mengoptimalkan tujuan. Program HF-IIE ini diyakini menghabiskan dana sekitar 1,02 miliar dolar.
Ini penyebaran rudal jelajah pertama kalinya oleh Taiwan untuk mengantisipasi China. Diperkirakan 100 rudal telah dikerahkan, sementara analis pertahanan memperkirakan bahwa China memiliki 1.600 rudal yang ditargetkan pada Taiwan - wah, peta kekuatan tempur yang tidak menarik hehe... - Tapi sejauh ini, pihak Kementerian Pertahanan Taiwan enggan mengomentari hal ini.
'Ini sebuah ide yang bagus, serangan dapat dilakukan secara diam-diam dan tak terduga'Dalam berita terkait lainnya, komite legislatif Taiwan menyetujui rancangan untuk mempersenjatai Angkatan Laut dengan kapal cepat serangan rudal (sekarang sedang dikembangkan) dengan rudal HF-IIE. Pabrikan kapal Hsun Hai ("swift sea") diharapkan agar segera menghasilkan korvet 450 ton yang mampu meluncurkan serangan balasan terhadap sasaran China. Legislator dari Partai Nasionals China Lin Yu-fang turut berkomentar mengenai Taiwan yang akan mempersenjatai korvet mereka dengan rudal HF-IIE. "Ini sebuah ide yang bagus, serangan dapat dilakukan secara diam-diam dan tak terduga."
Taiwan juga berencana untuk melengkapi kapal frigat Chengkung kelas Perry 3.000 ton dengan rudal supersonik anti kapal. Pihak militer telah mengalokasikan dana sekitar 400 juta dolar untuk memproduksi 200 rudal tersebut.