Kehidupan setelah kematian - ini tentang bagaimana seseorang menggambarkan kehidupannya di Libya tanpa Kadafi selama enam bulan. Para pendukung sang "diktator" pun disiksa dan dibunuh di penjara rahasia. Hanya untuk melakukan "pujian" bagi sang Kolonel, maka seseorang dapat dipenjara seumur hidup.
Setahun yang lalu, pada bulan Mei tahun 2011, bom NATO meledak di Libya. Warga sipil, termasuk cucu-cucu kecil sang Kolonel, tewas, dan Barat berusaha meyakinkan dirinya sendiri dan orang lain bahwa rezim diktator brutal Kadafi akan jatuh, ini demi untuk sementara waktu "menyenangkan" semua orang. Dan akhirnya, pada bulan Oktober 2011, rezim sang Kolonel pun jatuh. Sebuah perstiwa yang telah lama ditunggu oleh dunia dan sebagian besar warga Libya sendiri.
PBB pun menjadi ngeri dengan perubahaan baru negara-negara seperti Libya ini. "Dalam misi PBB di Libya baru-baru ini, menyatakan keprihatinan yang mendalam atas kematian tiga tahanan di penjara di Misrata yang secara resmi mereka adalah bawahan di Departemen Dalam Negeri Libya," kata wakil khusus Sekretaris Jenderal PBB Ian Martin di Libya. "Banyak orang tewas pada 13 April, dan kami memiliki informasi yang dapat dipercaya bahwa kematian mereka adalah akibat dari penyiksaan." Menurut PBB, sekitar empat ribu pendukung sang diktator Kadafi mati di penjara rahasia.
Dapatkah Anda membayangkan surprise yang luar biasa ini? Alih-alih untuk memberikan rangkulan persaudaraan, pemerintah yang baru kini dengan cara yang paling "demokratis" menempatkan pendukung-pendukung Kadafi di penjara-penjara rahasia lalu disiksa sampai menemui ajal. Ini tidak ada ubahnya dengan kepemimpinan sang diktator atau bahkan bisa saja dibilang lebih sadis.
Jika ada seseorang di jalan dan membuat pernyataan bodoh yang luar biasa, seperti "lebih baik di bawah Kadafi," mereka mungkin harus membayar besar (bahkan dengan nyawa) untuk konsekuensi pernyataan politik pendek itu. Beberapa hari yang lalu Libya mengesahkan undang-undang sistem Demokrasi Barat yang katanya akan membawa "air mata kembali ketempatnya". Selanjutnya dilarang untuk memuji rezim sebelumnya, memuji Miss Jamahiriya, memuji Muammar Kadafi, atau salah satu, anak-anak mereka yang hidup atau telah mati. Putrinya tidak boleh dipuji karena akan merusak sistem yang ada dan "melemahkan moral Libya." Sang pelaku pun dapat dihukum penjara seumur hidup karena hal ini.
Putusan dalam kasus "Pangeran Libya" ini dijanjikan paling lambat pada pertengahan Juni nanti, dan Saif (putra Kadafi) mengatakan pada bulan April lalu bahwa ia akan membela diri di persidangan tanpa pengacara.
Bersambung.... (entah kapan sambungannya hehe....)
Setahun yang lalu, pada bulan Mei tahun 2011, bom NATO meledak di Libya. Warga sipil, termasuk cucu-cucu kecil sang Kolonel, tewas, dan Barat berusaha meyakinkan dirinya sendiri dan orang lain bahwa rezim diktator brutal Kadafi akan jatuh, ini demi untuk sementara waktu "menyenangkan" semua orang. Dan akhirnya, pada bulan Oktober 2011, rezim sang Kolonel pun jatuh. Sebuah perstiwa yang telah lama ditunggu oleh dunia dan sebagian besar warga Libya sendiri.
PBB pun menjadi ngeri dengan perubahaan baru negara-negara seperti Libya ini. "Dalam misi PBB di Libya baru-baru ini, menyatakan keprihatinan yang mendalam atas kematian tiga tahanan di penjara di Misrata yang secara resmi mereka adalah bawahan di Departemen Dalam Negeri Libya," kata wakil khusus Sekretaris Jenderal PBB Ian Martin di Libya. "Banyak orang tewas pada 13 April, dan kami memiliki informasi yang dapat dipercaya bahwa kematian mereka adalah akibat dari penyiksaan." Menurut PBB, sekitar empat ribu pendukung sang diktator Kadafi mati di penjara rahasia.
Dapatkah Anda membayangkan surprise yang luar biasa ini? Alih-alih untuk memberikan rangkulan persaudaraan, pemerintah yang baru kini dengan cara yang paling "demokratis" menempatkan pendukung-pendukung Kadafi di penjara-penjara rahasia lalu disiksa sampai menemui ajal. Ini tidak ada ubahnya dengan kepemimpinan sang diktator atau bahkan bisa saja dibilang lebih sadis.
Jika ada seseorang di jalan dan membuat pernyataan bodoh yang luar biasa, seperti "lebih baik di bawah Kadafi," mereka mungkin harus membayar besar (bahkan dengan nyawa) untuk konsekuensi pernyataan politik pendek itu. Beberapa hari yang lalu Libya mengesahkan undang-undang sistem Demokrasi Barat yang katanya akan membawa "air mata kembali ketempatnya". Selanjutnya dilarang untuk memuji rezim sebelumnya, memuji Miss Jamahiriya, memuji Muammar Kadafi, atau salah satu, anak-anak mereka yang hidup atau telah mati. Putrinya tidak boleh dipuji karena akan merusak sistem yang ada dan "melemahkan moral Libya." Sang pelaku pun dapat dihukum penjara seumur hidup karena hal ini.
'Hanya untuk melakukan "pujian" bagi sang Kolonel, maka seseorang dapat dipenjara seumur hidup'Dengan latar belakang ini, akan sangat lucu untuk membaca tentang "keraguan" dari para pembela hak asasi manusia Barat yang tidak yakin apakah putra Kadafi Saif al-Islam yang ditangkap tahun lalu akan diberikan keadilan di Libya. Dengan undang-undang percobaan yang baru, wajar saja mantan revolusioner penerus dari pemimpin Libya tersebut tidak diajukan ke pengadilan di Den Haag. Pemimpin Libya saat ini menjelaskan hal ini dengan mengatakan bahwa negara Libya kini telah mencapai sebuah "kemajuan" dalam penyelidikan kasus tersebut.
Putusan dalam kasus "Pangeran Libya" ini dijanjikan paling lambat pada pertengahan Juni nanti, dan Saif (putra Kadafi) mengatakan pada bulan April lalu bahwa ia akan membela diri di persidangan tanpa pengacara.
Bersambung.... (entah kapan sambungannya hehe....)