Minggu, Maret 01, 2020

Bom FOAB 'Father of All Bomb' - Bom Non Nuklir Terkuat di Dunia

Jika artikel sebelumnya adalah tentang bom GBU-43/B (bom MOAB) Amerika, maka artikel ini adalah tentang bom FOAB "Father of All Bomb" Rusia. Entah apakah bom FOAB ini sengaja dibuat oleh Rusia hanya karena untuk menyaingi bom MOAB Amerika atau memang karena teknologi Rusia telah mencapai titik itu atau karena keduanya.

Nama asli bom buatan Rusia ini adalah Aviation Thermobaric Bomb of Increased Power (ATBIP). Dijuluki sebagai "Father of All Bomb" FOAB.

Dalam menggambarkan kekuatan dekstruktif dari bom FOAB ini, mantan Deputi Kepala Staf Angkatan Bersenjata Rusia Jenderal Alexander Rushkin mengatakan: "Bahwa semua yang hidup akan menguap". Bom FOAB dilaporkan 4 kali lebih dahsyat dari bom GBU-43/B (Bom MOAB "Mother of All Bomb") Amerika Serikat. Dan diyakini sebagai bom konvensional non-nuklir terkuat di dunia.

FOAB telah berhasil melewati uji cobanya pada malam hari 11 September 2007. Menurut militer Rusia, senjata ini akan menggantikan bom-bom nuklir kecil mereka.

bom terbesar Rusia bapak dari segala bom
Bom FOAB
Perangkat Thermobaric dapat menghasilkan kekuatan setara 44 ton TNT. Karena itu, ledakan bom dan gelombang kejutnya memiliki efek yang sama dengan bom nuklir kecil taktis meskipun masih pada skala yang lebih kecil.

Bom FOAB bekerja dengan cara diledakkan di udara. Sebagian besar kerusakan akan diakibatkan oleh suhu panas dan gelombang kejut supersonik yang membakar/menghanguskan segala sesuatu di sekitarnya.

Walaupun bukan merupakan bom Nuklir, bom FOAB juga berbeda dari bom-bom konvensional lainnya dalam hal gelombang yang dihasilkan. Ledakannya berkelanjutan dengan suhu yang lebih tinggi. Bom FOAB menebar wilayah kerusakan yang lebih luas ketimbang bom konvensional yang sama massanya.

Menurut Rushkin, bom ini lebih kecil dari MOAB tetapi lebih mematikan karena suhu di area ledakan 2 kali lebih tinggi. Dia juga mengatakan kekuatan bom ini sebanding dengan nuklir tapi tidak memiliki reaksi radioaktif sehingga tidak merusak atau mencemari lingkungan di luar radius ledakan.

dengan gelombang kejut dan suhu yang luar biasa
Ledakan bom FOAB
Sebagai perbandingan, MOAB menghasilkan ledakan setara dengan 11 ton TNT dari 8,5 ton bahan peledaknya. Tingkat kerusakan MOAB adalah radius 150 meter. Nah, FOAB di klaim lebih kuat, dengan bobot bahan peledak seberat 7,1 ton mampu menghasilkan ledakan setara dengan 44 ton TNT dan dengan tingkat kerusakan radius 300 meter. Bila memang betul, ini berarti 2 kali lipat lebih jauh dalam hal radius ledakan dengan suhu yang dihasilkan dua kali lebih tinggi pula. Meskipun tentang hal ini analisis-analisis pertahanan Amerika Serikat sempat mempertanyakan kebenaran akan massa bahan peledak bom FOAB tersebut.



Beberapa analisis pertahanan mempertanyakan apakah bom FOAB tersebut bisa dibawa oleh pesawat bomber Tupolev. Laporan dari majalah online Wired mengatakan bahwa dilihat dari foto dan video event tersebut mengindikasikan bahwa bom ini dirancang untuk digunakan dari bagian belakang pesawat kargo yang bergerak lambat, dan juga mengatakan bahwa test bom yang dirilis oleh Rusia ini tidak menggambarkan bom dan pesawat bomber tersebut dalam camera shoot yang sama.

Ada juga pertanyaan tentang jenis peledak yang digunakan. Menurut kutipan dari Tom Burky, ilmuwan senior peneliti di Battele yang mengatakan: "Ini tidak menjelaskan tentang jenis peledak apa yang digunakan oleh bom FOAB ini saat diuji". Apakah memang itu benar sebuah bom Thermobaric atau itu adalah "bahan bakar udara eksplosif" seperti yang dikenal oleh para ahli. Bom bahan bakar udara dan bom Thermobaric berbeda dalam penerapannya. Burky mengatakan bahwa bom yang digunakan dalam video tersebut mirip dengan ledakan bahan bakar udara.

Philip Coyle, penasehat informasi pertahanan Washington DC Center, mengatakan bahwa ia skeptis tentang bom FOAB ini. "Ledakannya memang lebih besar dari MOAB" ia mengakui. "Tapi tidak 4 kali lebih besar dari MOAB, mungkin hanya 50 persen lebih besar".

Namun John Pike, seorang analisis di Global Security mengatakan walaupun ia juga merasa skeptis tapi ia percaya dengan klaim Rusia atas kekuatan bom FOAB tersebut. Mengapa? Karena itu memang bukan teknologi baru bagi Rusia. Dia menambahkan bahwa Rusia telah memiliki berbagai senjata berteknologi Thermobaric setidaknya dalam 4 dekade terakhir.

Robert Hewson, editor Jane, mengatakan kepada BBC kemungkinan besar bom FOAB ini adalah memang bom non-nuklir terbesar di dunia. "Anda bisa saja mempertanyakan tentang angka dan skala bom ini, tapi perlu anda ketahui bahwa Rusia memiliki sejarah panjang dalam pengembangan senjata kelas Thermobaric", katanya. (Wired/wikipedia/youtube)