Minggu, Mei 02, 2021

Belanja Militer Dunia Naik Rp 29 Kuadriliun Meskipun Pandemi Covid-19

Militer China

Kelesuan ekonomi akibat wabah virus corona tidak menyurutkan rencana negara-negara di dunia meningkatkan anggaran pertahanan. Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI), melaporkan belanja militer global 2020, mencapai 2 triliun dollar AS (sekitar Rp 29 kuadriliun).

Sepanjang tahun lalu, anggaran pertahanan internasional tercatat sebesar 1,981 triliun dollar AS (sekitar Rp 28,7 kuadriliun), setelah naik sebanyak 2,6 persen dibandingkan 2019, menurut sumber DW Indonesia pada Senin (26/4/2021).

Lima negara dengan anggaran pertahanan terbesar adalah Amerika Serikat, China, India, Rusia, dan Inggris. Kelima negara mewakili sekitar 62 persen anggaran belanja militer di seluruh dunia. Terutama China mencatatkan kenaikan anggaran berturut-turut dalam 26 tahun terakhir.

"Kita bisa katakan bahwa pandemi tidak berdampak signifikan terhadap anggaran belanja pertahanan pada 2020," kata Stockholm di SIPRI. "Tapi, masih harus dilihat apakah negara-negara di dunia mempertahankan level belanja ini pada tahun kedua pandemi," imbuhnya.

Namun, tidak semua negara mencatatkan fenomena serupa.

Di Korea Selatan dan Chile, pemerintah menggeser sebagian anggaran pertahanan untuk membiayai penanggulangan pandemi Covid-19.

Sementara negara lain, terutama Brasil dan Rusia, membelanjakan lebih sedikit ketimbang yang dianggarkan pada 2020.

AS saat ini memimpin daftar negara dengan anggaran militer terbesar. Pada 2020, militer AS mendapat anggaran sebesar 778 miliar dollar AS (sekitar Rp 11,3 kuadriliun), atau meningkat sebanyak 4,4 persen dari 2019.

Ini merupakan tahun ketiga, di mana AS menambah anggaran pertahanan tahunannya, terutama di masa kepresidenan Donald Trump.

Adapun belanja pertahanan China yang terbesar kedua di dunia, diperkirakan mencapai 252 miliar (sekitar Rp 3,6 kuadriliun) pada 2020 silam.

Menurut SIPRI, sejak 2011, anggaran militer China meroket sebesar 76 persen, sebagai bagian dari upaya Beijing memodernisasi sistem persenjataannya.

Data SIPRI


Ekspansi NATO

Saat ini anggaran pertahanan China jauh lebih tinggi ketimbang Rusia yang sebesar 61,7 miliar dollar AS (sekitar Rp 895,2 triliun), Inggris dengan 59,2 milliar dan Arab Saudi yang menganggarkan 57,5 miliar dollar AS (sekitar Rp 834,3 triliun) pada tahun lalu.

Jerman yang menaikkan anggaran pertahanan sebesar 5,2 persen menjadi 52,8 miliar dollar AS (sekitar Rp 766,1 triliun) pada 2020, berada di atas Perancis di posisi ketujuh.

Jerman yang sejak lama didesak untuk mengimbangi ambang batas belanja militer NATO sebesar 2 persen dari APBN, tercatat sudah menaikkan anggaran sebesar 28 persen sejak 2011.

"Kita menyaksikan tren kenaikan anggaran militer di Jerman sudah sejak beberapa tahun terakhir," kata Alexandra Marksteiner, salah seorang peneliti SIPRI.

"Menurut data kami, Jerman mulai menaikkan lagi anggaran militernya baru sejak 2014," kata SIPRI, hampir semua negara NATO menambah anggaran pertahanan pada 2020.

Saat ini, sebanyak 12 negara anggota NATO membelanjakan lebih dari 2 persen anggaran tahunan untuk keperluan militer.

Pada 2019, hanya 9 negara yang memenuhi ambang batas tersebut.

Namun menurut da Silva, kenaikan prosentase anggaran bisa diakibatkan menyusutnya produk domestik brutto karena pandemi virus corona, ketimbang komitmen untuk memenuhi target belanja pertahanan NATO.

Tren kenaikan anggaran belanja militer pada negara NATO akan terus berlanjut, kata Niklas Schornig, peneliti konflik Jerman. 

"Setidaknya di bawah pemerintahan Biden, tekanan terhadap negara sekutu untuk menaikkan anggaran pertahanan tidak akan mengendur," ucapnya.

Laporan tahunan SIPRI menyimpan koleksi paling lengkap seputar belanja alutsista dan pertahanan di seluruh dunia.

Resources
  • Kompas

Menengok Anggaran Alutsista Kemenhan di Bawah Pimpinan Prabowo

Prabowo dan F-16

Musibah tenggelamnya KRI Nanggala 402 yang menyebabkan 53 awak kapal selam tersebut gugur menjadi pukulan bagi Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Hal tersebut sekaligus menjadi evaluasi bagi pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) di dalam negeri.

Anggota Komisi I DPR Syaifullah Tamliha menuturkan, saat ini hampir seluruh alutsista yang dimiliki Indonesia merupakan pembelian atau hibah negara asing di masa lalu.

Dengan demikian, anggaran TNI lebih banyak digunakan untuk pemeliharaan alutsista alih-alih pembelian baru, khususnya alutsista Angkatan Laut dan Angkatan Udara.

Syaifullah Tamliha berpendapat, pemerintah sebaiknya membeli alutsista yang baru sehingga beban anggaran tiap tahunnya tidak terkuras untuk pemeliharaan alutsista yang telah usang.

"Agar musibah yang menewaskan putra-putri terbaik bangsa tersebut jangan terus berulang, maka ada baiknya alutsista yang tidak jelas pemeliharaan tersebut diparkir saja menjadi museum," ujar Syaifullah dilansir Kompas.com, Senin (26/4/2021).

Lalu, sebenarnya seberapa besar anggaran Kementerian Pertahanan? Kemudian berapa porsi anggaran untuk pengadaan alutsista oleh kementerian yang dipimpin Prabowo Subianto itu?

Anggaran 2021
Berdasarkan Buku III Himpunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA/KL) Tahun Anggaran 2021, pagu anggaran Kemenhan tahun 2021 ini mencapai Rp 136,995 triliun. Jumlah tersebut meningkat bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2020 lalu yang mencapai Rp 117,909 triliun.

Anggaran Kemenhan pun tercatat terus meningkat sepanjang tahun sejak tahhun 2016 hingga tahun 2019. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, untuk anggaran tahun 2020 yang sebesar Rp 117,909 triliun, jumlah tersebut lebih rendah Rp 383,75 miliar dari pagu anggaran awal karena terjadi realokasi untuk penanganan pandemi Covid-19.

Dari total jumlah anggaran tersebut, Kemenhan mengalokasikan sebagian untuk alutsista.

Berdasarkan rincian anggaran belanja Kementerian Negara/Lembaga Per program pada tahun 2020, Kemenhan mengalokasikan anggaran untuk program modernisasi alutsista/non-alutsista/sarana dan prasarana integratif Rp 1,01 triliun, program modernisasi alutsista dan non alutsista/sarana dan prasarana matra darat Rp 5,06 triliun, matra laut Rp 2,77 triliun, dan matra udara Rp 2,19 triliun.

Sementara tahun 2021 ini, dengan total anggaran sebesar Rp 136,995 triliun jumlah anggaran yang dialokasikan untuk alutsista mengalami peningkatan.

Bila tahun lalu anggaran terkait alutsista hanya untuk modernisasi, tahun ini pemerintah mengalokasikan anggaran untuk dukungan pengadaan alutsista sebesar Rp 9,305 triliun.

Rincian Per Matra
Sementara itu untuk anggaran modernisasi dan harwat alutsista rinciannya sebagai berikut:
  1. TNI AD sebesar Rp 2,651 triliun untuk pengadaan material dan alutsista strategis, dan untuk perawatan alutsista Arhanud, overhaul pesawat terbang, dan heli angkut sebesar RP 1,236 triliun.
  2. TNI AL sebesar Rp 3,751 triliun antara lain pengadaan kapal patroli cepat, dan peningkatan pesawat udara matra laut serta Rp 4,281 triliun untuk pemeliharaan dan perawatan alutsista dan komponen pendukung alutsista.
  3. TNI AU sebesar Rp 1,193 triliun antara lain untuk pengadaan Penangkal Serangan Udara (PSU) dan material pendukung, serta pemeliharaan dan perawatan pesawat tempur senilai Rp 7,004 triliun.
Resources
  • Kompas

Sabtu, Mei 01, 2021

Pindad Cobra: Panser Sesuai Kebutuhan Infanteri TNI AD

Cobra Pindad

Pindad Cobra. Kendaraan tempur jenis panser ini, adalah hasil kerjasama antara PT. Pindad dengan perusahaan asal Czech, Excalibur Army Group dari CzechoSlovak Group. Kendaraan tempur ini sudah datang dari Czech (Ceko) sejak 4 Februari 2020. Dalam hal ini PT. Pindad dan Kementerian Pertahanan sepakat membuat pengadaan kendaraan tempur senilai 80 juta dolar AS untuk memasok 22 unit kendaraan tempur.

Pesanan ini diperuntukkan untuk Batalyon Infantri Mekanis (Yonifmek). Yonifmek sendiri adalah pasukan Infanteri yang termekanisasi yang dibekali dengan pengangkut personel lapis baja (APC) atau kendaraan tempur infanteri (IFV) sebagai kendaraan pengangkut personel untuk tempur. Beberapa satuan di luar Jawa juga mulai dilengkapi dengan ranpur Anoa untuk menunjang tugas pokoknya, seperti Yonif Mekanis 113/Jaya Sakti di Kodam Iskandar Muda, Yonif Raider Khusus 134/Tombak Sakti di Kodam I/Bukit Barisan dan Yonif Raider Khusus 744/Satya Yudha Bhakti di Kodam IX/Udayana.

Bila menilik lebih lanjut, kerjasama dengan Czech ini sebenarnya menguntungkan Indonesia. Hal ini karena Excalibur Army Group, memberikan kemudahan produksi panser buatannya dengan memberikan Transfer of Technology (ToT) kepada PT. Pindad, sehingga PT. Pindad dapat meracik spek khusus yang disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan Yonifmek TNI AD sebagai pengguna. Jadi PT. Pindad bisa melakukan eksplorasi lebih dalam untuk pengembangan dari panser buatan Czech ini.

Cobra Pindad

Bicara soal spesifikasi, panser Cobra ini memiliki beberapa spesifikasi yang mumpuni. Berikut ini akan kita bahas satu per satu:

Kubah tempur tanpa awak U30 MK II buatan Elbit System
Elbit System sendiri adalah perusahaan yang mengkhususkan diri dalam pembuatan kendaraan dan alat tempur asal Israel.

Menggunakan Kanon Kaliber 30 mm Bushmater MK 44
Kanon kaliber ini dibuat oleh Northrop Grumman, perusahaan asal Amerika yang memiliki beberapa divisi perusahaan, dari mulai penerbangan sampai dengan penyediaan alat tempur.

Senjata Sekunder buatan PT. Pindad
Untuk senjata sekundernya, dilengkapi dengan SMS 7,62 mm buatan dari PT. Pindad sendiri.

Kapasitas yang luas
Bicara soal kapasitas, kendaraan tempur Cobra ini dapat diawaki tiga orang, yakni komandan, pengemudi dan juru senjata. Untuk kabin belakang dapat menampung hingga delapan pasukan bersenjata lengkap dengan muatan bawaan mencapai 8,5 ton.

Dimensi yang kompak
Untuk ukuran dimensi, kendaraan tempur ini memiliki panjang 7,5 m, lebar 2,67 m dan tinggi 2,1 m. Bobot tempurnya sendiri mencapai 17,6 ton, namun dengan tambahan add-on armor menjadi 22 ton.

Proteksi tambahan
Untuk bagian luar dari kendaraan tempur cobra menggunakan add-on passive armour buatan Rafael, Israel. Lapisan ini mampu menahan laju munisi SMB kaliber 14,5 mm. Bagian bawah lambung Cobra dilapisi SSAB ARMOX 500 yang sanggup bertahan dari ranjau darat dan IED. Rafael ini seperti PT. Pindad yang menyediakan kebutuhan alat tempur negaranya.

Cobra Pindad

Memiliki Pemecah Gelombang
Pada bagian depan, kendaraan tempur ini dilengkapi dengan perisai pemecah gelombang air/ombak.

Spesifikasi Mesin
Untuk mesin, mesin diesel Cummins EURO III berdaya 455 hp. Kendaraan dapat melaju di jalan datar keras dengan kecepatan mencapai 105 km/jam dan kecepatan berenang di air pada 10 km/jam. Sementara untuk jangkauan operasi, Pandur II CZ mampu menjelajah hingga 700 km.

Sistem Penglihatan Malam
Pada bagian palka pengemudi juga telah dipasangi sistem penglihatan malam CDND-1. CDND-1, Combined Day/Night Day terdiri dari dua prisma yang dipotong dari kaca optik khusus untuk bidang pandang yang ekstra luas yang dilengkapi dengan filter anti-laser untuk panjang gelombang 800, 900, 1064, 1540 nm. (KKIP)

Menhan Siapkan 3 Kapal Selam Baru untuk TNI AL

KRI Nanggala 402
Banner Infografis Hilangnya Kapal Selam KRI Nanggala 402. (Kredit: Handout/Indonesia Military/AFP)


Tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan laut Bali menyisakan duka mendalam bagi seluruh masyarakat Indonesia. Khususnya bagi kalangan TNI Angkatan Laut (AL) dan juga para keluarga 53 awak personel onboard yang ditinggalkan.

Insiden tenggelamnya kapal selam ini membuat Menteri Pertahanan (Menhan) Indonesia Prabowo Subianto mengambil langkah cepat. Prabowo berencana membeli kapal selam baru untuk menggantikan KRI Nanggala 402. Berikut ulasannya.

Ada 3 Kapal Selam
Menhan Prabowo Subianto akan segera membeli 3 buah kapal selam untuk TNI AL. Hal ini  dilakukan untuk menggantikan kapal selam KRI Nanggala 402 yang tenggelam pada Sabtu (24/4) lalu di perairan laut utara Bali.

"Kita baru ada ngadakan tiga kapal selam baru, dari Korea Selatan," ucap Prabowo Subianto dalam siaran pers seperti yang terlihat dalam tayangan unggahan saluran Youtube Metrotvnews.

Sudah Lakukan Uji Coba
Tak hanya itu, Prabowo Subianto juga menjelaskan bahwa pihaknya sudah melakukan uji coba. Ia mengatakan uji coba tersebut akan terus dilakukan demi mengetahui kemampuan kapal selam.

"Masih terus diadakan uji coba," jelas Prabowo dalam siaran pers.

Penambahan Kapal Selam
Lebih lanjut, Prabowo juga membenarkan bahwa Indonesia memiliki sebuah rencana untuk menambah kapal selam. Hal tersebut dilakukan sejak insiden KRI Nanggala 402 mengalami subsunk ketika beroperasi di perairan laut Utara Bali.

"Dan terus memang kita rencananya akan tambah kapal selam. Rencana kita memang terus mengadakan penambahan kapal selam," ungkap dia. [bil]

Jumat, April 30, 2021

Pesawat Raksasa Stratolaunch Terbang Untuk Kedua Kalinya

Stratolaunch
Pesawat Stratolaunch lepas landas untuk uji terbang keduanya. (Kredit: Stratolaunch)

Pesawat Stratolaunch lepas landas dari Mojave Air and Space Port dua tahun setelah penerbangan perdananya.

Stratolaunch, pesawat dengan enam mesin Jet yang memiliki rentang sayap terbesar di dunia, baru saja diluncurkan dari Mojave Air and Space Port, California, Amerika Serikat, untuk melakukan penerbangan keduanya.
“We are airborne”, akun resmi Stratolaunch men-tweet pada 14.32 waktu setempat pada 29 April 2021, memposting video pesawat, yang dijuluki "Roc", saat meluncur di landasan untuk kemudian mengudara.

Penerbangan kedua dari pesawat terbesar di dunia ini berlangsung sekitar 3 jam 15 menit dan terjadi kurang lebih 2 tahun setelah Stratolaunch Launch Systems Stratolaunch Aircraft Carrier, terbang untuk pertama kalinya pada 13 April 2019. Saat itu, pesawat melakukan uji terbang inisialisasi awal yang berlangsung selama 2,5 jam mencapai ketinggian maksimum 17.000 kaki (5.181 m) dan kecepatan tertinggi 189 MPH (304 km/jam) sebelum akhirnya mendarat.
Perusahaan Stratolaunch didirikan oleh Paul G. Allen, mantan mitra Bill Gates di Microsoft, yang meninggal beberapa bulan sebelum penerbangan pertama pesawat, pada Oktober 2018.

Pesawat Stratolaunch ditujukan fungsinya untuk membawa pesawat ruang angkasa ke ketinggian tertentu untuk dilepas-jatuhkan dan kemudian terbang ke orbit dengan power-nya sendiri. Berdasarkan Stratolaunch Launch Systems, Stratolaunch dapat membawa muatan hingga 500.000 pound atau 250 ton.

Stratolaunch raksasa memiliki rentang sayap terbesar di dunia yakni 117,3 meter, jauh lebih besar dari pemegang rekor sebelumnya, pesawat kargo angkut berat Antonov An-225 “Mriya”. Stratolaunch didukung oleh enam mesin jet Pratt & Whitney PW4000 super besar yang sebelumnya digunakan pada Boeing 747 yang hanya menggunakan empat mesin.

Stratolaunch

Namun, tak lama setelah penerbangan pertama, isu bahwa Stratolaunch akan ditutup mulai muncul secara online. Perusahaan, menghadapi masalah keuangan yang serius, dijual dan pesawat raksasa itu tampaknya ditakdirkan untuk bernasib sama dengan Hughes H-4 Hercules yang gagal, atau "Spruce Goose" yang melakukan penerbangan satu-satunya pada tahun 1947. Namun, di bawah pemilik baru, yang sekarang berencana untuk menggunakan pesawat raksasa itu sebagai platform peluncuran untuk kendaraan penelitian penerbangan hipersonik yang reusable, Stratolaunch Carrier Aircraft telah berhasil menyelesaikan uji terbang kedua, dan lebih banyak lagi mungkin akan menyusul dalam beberapa bulan ke depan, membuka jalan untuk penggunaan Stratolaunch sebagai platform peluncuran untuk kendaraan hipersonik yang beroperasi penuh. (fr)

Selasa, Oktober 13, 2020

Kapal Bersayap Lun: Mesin Perang Raksasa Soviet yang Terbuang

Lun

Tak terlihat radar dan cepat, kapal bersayap ini telah menjadi mesin perang yang tangguh sebelum dibuang untuk selamanya.

Bloger Rusia Vitaliy Raskalov baru-baru ini menemukan ekranoplan (kendaraan efek tanah [ground-effect vehicle]) —  sebuah kendaraan menyerupai pesawat terbang, tetapi beroperasi atas efek tanah — buatan Soviet. Monster perang Soviet itu terlantar di pantai Laut Kaspia, Dagestan, Rusia.

“Ekranoplan  berbaring pada perutnya di pantai liar dan terendam air karena rusak ketika pengangkutan (ke lokasinya saat ini). Saya berharap ekranoplan Lun, satu-satunya dari jenisnya, akan tetap utuh dan tidak akan dihancurkan oleh para penjarah,” tulis sang bloger di akun Instagram-nya.


Karena desainnya yang sangat tidak biasa, pengikut Raskalov membandingkan kapal bersayap itu dengan pesawat luar angkasa asing.

Lun memang terlihat tidak biasa. Perawakannya sangat besar — panjangnya 74 meter dan tingginya 19 meter. Mesin perang raksasa ini didukung oleh delapan mesin turbojet dan dilengkapi dengan enam rudal jelajah antikapal. Saat masih digunakan, kecepatan jelajahnya bisa mencapai 550 km/jam, tingkat yang tak tertandingi oleh kapal-kapal berat lain yang ada.


Intinya, Lun adalah hibrida antara kapal dan pesawat: pesawat apung yang dihasilkan menggunakan sayap untuk menciptakan tekanan di bawah tubuhnya dan mengangkatnya ke ketinggian minimal (hanya beberapa meter), cukup untuk terbang di atas permukaan air, es, atau bahkan tanah datar. Sejalan dengan itu, pesawat bisa mendarat di ketiga permukaan itu tanpa landasan pacu.

Tujuan utama dari pesawat semacam itu adalah untuk menggunakannya dalam pertempuran melawan kapal induk musuh, karena diasumsikan bahwa kemampuan kapal bersayap untuk terbang rendah dengan permukaan air atau tanah akan memungkinkannya untuk menghindari sistem radar musuh.

Lun

Monster perang ini dirancang oleh Biro Desain Hidrofoil Pusat Alekseyev Soviet pada 1980-an. Satu-satunya pesawat bersayap dari jenisnya ini resmi mengudara pada 1986, tiga tahun setelah biro tersebut mulai mengerjakan pesawat tersebut.

Setelah peluncuran, kapal bersayap unik itu dipindahkan ke Armada Kaspia Angkatan Laut Soviet untuk uji coba di lapangan. Namun, runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991 membuat para perancang dan militer lengah. Tes dihentikan, kapal bersayap itu dicampakkan dari ketentaraan dan ditarik ke Kota Derbent di Dagestan, Rusia.

Video di bawah ini menunjukkan seberapa besar ekranoplan Lun dibandingkan dengan kapal yang digunakan untuk menurunkannya ke lokasi saat ini.


Awalnya, Lun akan digunakan sebagai barang pameran di taman masa depan. Namun, karena rencana tersebut direvisi, sejak saat itu mesin perang raksasa terlantar tanpa pengawasan di pantai Laut Kaspia, sebagaimana yang dikatakan Raskalov. (Russia Beyond)

Sabtu, Juli 18, 2020

MiG dan Sukhoi Bersama-sama Kembangkan Jet Tempur Generasi Keenam Rusia

Ilustrasi pesawat tempur generasi keenam Rusia
Ilustrasi pesawat tempur generasi keenam Rusia

Perusahaan MiG dan Sukhoi bersama-sama akan mengembangkan pesawat tempur generasi keenam Rusia, Ilya Tarasenko, direktur jenderal MiG dan Sukhoi, mengutip laman RIA Novosti.

"Pesaing kami adalah pabrikan pesawat Amerika dan Eropa. Dan untuk mempertahankan kepemimpinan yang kuat dalam industri ini, kami perlu mengkonsolidasikan kompetensi terbaik yang ada saat ini di MiG dan Sukhoi dan menciptakan pesawat generasi keenam baru. Menggabungkan kemampuan adalah peluang luar biasa untuk membuat terobosan besar. Perusahaan asing tidak lagi memiliki peluang seperti itu," kata Tarasenko.

Menjawab pertanyaan apakah pesawat generasi keenam Rusia nantinya merupakan  pengembangan bersama MiG dan Sukhoi, Tarasenko menjawab dengan tegas. "Ya, itu akan menjadi pengembangan divisi penerbangan militer UAC," jelasnya.

UAC atau United Aircraft Corporation adalah perusahaan penerbangan dan ruang angkasa Rusia. Dengan saham mayoritas milik Pemerintah Rusia, Rusia mengkonsolidasikan perusahaan manufaktur dan aset milik swasta dan milik negara Rusia yang terlibat dalam pembuatan, desain, dan penjualan pesawat militer, sipil, transportasi, dan tak berawak.

Saat ini di Rusia, produksi massal pesawat tempur Su-57 generasi kelima telah dimulai. Pesawat pertama harus sudah diterima Angkatan Udara Rusia tahun ini.

Ilya Tarasenko menerima jabatan sebagai CEO Sukhoi pada Februari tahun ini. Dengan demikian, ia merangkap tiga posisi - selain Sukhoi, Tarasenko memimpin perusahaan MiG, dan juga bertanggung jawab untuk pemasaran dan kerja sama militer-teknis di United Aircraft Corporation.

Baca juga: Rusia Berencana Ekspor Massal Su-57 dan Masuk Pasar Drone Tempur

Mesin hidrogen NK-88 membuka cakrawala baru bagi jet tempur generasi ke-6 Rusia

Pesawat generasi kelima Rusia saat ini sudah terbang, tetapi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak berhenti, sehingga semakin banyak informasi yang muncul tentang pengerjaan proyek-proyek pesawat generasi ke-6. Tetapi agar sebuah pesawat generasi keenam muncul, sebuah mesin baru yang fundamental harus muncul terlebih dahulu.

Saat ini, dunia penerbangan sedang ditantang untuk menciptakan mesin baru yang tidak hanya efektif di atmosfer, tetapi juga memiliki kemampuan untuk pergi ke luar angkasa.

Karena mesin atmosfer yang ada saat ini tidak dapat melakukannya, para ilmuwan kemudian secara aktif mengembangkan hibrida dari mesin roket dan pesawat terbang. Istilah untuk ini adalah mesin hidrogen. Jika mesin hidrogen sukses, penerbangan kriogenik akan segera hadir, dan Rusia akan menjadi yang terdepan untuk konstruksi pesawat terbang generasi keenam.

Penerbangan kriogenik tampak fantastis dan mungkin terkesan mengada-mengada dan sepertinya tidak mungkin tercapai. Tetapi ingatlah fakta bahwa lebih dari 30 tahun yang lalu, Uni Soviet telah menguji pesawat Tu-155 dengan menggunakan mesin hidrogen NK-88.

Pengembangan dan penelitian yang diperoleh sebagai hasil pengujian dari mesin hidrogen NK-88 sebelumnya diletakkan sebagai dasar untuk pengembangan mesin hipersonik.

Sayangnya, runtuhnya Uni Soviet juga turut meruntuhkan proyek-proyek tersebut. Tetapi beban penelitian di masa lalu tetap ada dan belum menghilang, para insinyur Rusia saat ini masih dapat memanfaatkan pencapaian insinyur-insinyur sebelumnya.

Saat ini Rusia secara signifikan lebih banyak berinvestasi dalam pengembangan dan industri pertahanan, dan oleh karena itu ada kemungkinan besar bahwa pengerjaan mesin baru telah lama Rusia dilakukan.

Bisa jadi Rusia setelah ini akan mengumumkan tentang mesin barunya, siapa tahu, mengingat contoh serupa Rusia yang mengumumkan telah berhasil mengembangkan rudal hipersonik.

Baca juga: Rusia Tampilkan Rudal Hipersonik pada MiG-31

Pesawat pembom siluman generasi ke-6 Rusia

Ketika pesawat tempur generasi kelima Su-57 sudah masuk fase produksi dalam jumlah yang jauh lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya, muncul pula laporan pada akhir 2019 lalu bahwa perusahaan pertahanan Rusia juga sedang berfokus pada pengembangan pesawat pembom siluman "generasi keenam."

CEO Tupolev Alexander Konyukhov kala itu mengatakan bahwa ada rencana besar ke depan untuk pengujian dan lebih lanjut mengembangkan pesawat Tu-22M3M, Tu-160 dan Tu-95MS hasil upgrade bersama dengan pekerjaan besar untuk pesawat pembom baru PAK-DA.

Kantor berita Rusia melaporkan bahwa PAK-DA, akan menjalani pengujian awal di Zhukovsky Center. Menurut Wakil Menteri Pertahanan Yuri Borisov, prototipe pertama PAK DA diharapkan selesai pada 2021-2022, penerbangan perdananya dijadwalkan pada 2025-2026, dan pengiriman serial akan dimulai pada 2028-2029.

Jangka waktu yang masih lama ini harus membuat Rusia menjamin pertahanannya dengan memanfaatkan seluruh alutsista mulai dari S-500 hingga Su-57. Sebelum PAK-DA, Rusia tidak lagi mengembangkan pesawat pembom sejak era Uni Soviet.

Pesawat-pesawat pembom strategis dan berkemampuan nuklir Rusia yang ada saat ini seluruhnya merupakan desain era Uni Soviet. PAK-DA akan menggunakan desain yang benar-benar baru.

Saat ini sangat sedikit yang diketahui dari spesifikasi konkret PAK-DA. Namun analisis pertahanan Rusia menyebutkan bahwa kemungkinan jangkauan operasionalnya 12.000 kilometer, dengan muatan hingga 30 ton, dan kecepatan penerbangan subsonik.

Fakta terakhir ini menunjukkan bahwa PAK-DA lebih mengutamakan kemampuan silumannya ketimbang kecepatannya. Dengan pengetahuan saat ini, hampir mustahil untuk membuat pesawat pembom yang membawa banyak rudal yang berkemampuan siluman tapi juga memiliki kecepatan supersonik. Inilah sebabnya mengapa Rusia fokus pada kemampuan silumannya.

PAK-DA akan membawa rudal dengan kecerdasan buatan dengan jangkauan hingga 7.000 km. Rudal semacam itu dapat menganalisis situasi radar udara dan radio dan menentukan arah, ketinggian, dan kecepatannya. Rusia mengklaim sedang bekerja mengembangkan rudal itu.

Rudal-rudal pintar ini, yang konon dapat mengubah target di tengah penerbangannya dan menyesuaikan jalur penerbangan mereka secara mandiri untuk menghindari radar, sedang dikembangkan Rusia. Dan mengingat bahwa PAK-DA mengandalkan kemampuan silumannya, maka hampir pasti rudal itu akan disimpan di ruang senjata internalnya.

PAK-DA disebut-sebut sebagai pengganti Tu-160 dan Tu-22M3, tetapi tampaknya tidak akan diproduksi dalam jumlah besar untuk menjadikannya sebagai tulang punggung kekuatan pembom strategis Rusia.

Rusia pernah mengatakan bahwa pembom Tu-160 dan Tu-22 akan tetap mereka gunakan di masa depan, karena keduanya masing-masing telah mendapatkan upgrade avionik, kualitas hidup, dan perlengkapan persenjataan baru lainnya.

Sebaliknya, tampaknya PAK-DA lebih dirancang untuk mengisi ceruk konflik nuklir intensitas tinggi, untuk penetrasi dalam terhadap sistem pertahanan udara canggih dunia.

Baca juga: 7 Pesawat Pembom Terbaik di Dunia

Pesawat generasi keenam Amerika Serikat

Pada awal Juni lalu, media internet melaporkan bahwa militer AS mulai menguji pesawat baru rahasia di atas Gurun Mojave, yang menurut majalah The Drive Amerika, bisa menjadi musuh ideal untuk sistem pertahanan udara Rusia.

Menurut publikasi The Drive, pesawat seperti itu sudah muncul dalam bingkai fotografi biasa. Namun beberapa hari lalu, mereka berhasil melakukan tes penuh, yang jelas menunjukkan bahwa militer AS sudah mendekati fase tes penerbangan prototipe.

"Di Amerika Serikat di atas gurun Mojave (California), pengujian sistem pesawat rahasia sedang dilakukan, yang dapat membuatnya kebal terhadap rudal Rusia. Kita berbicara tentang dua pesawat, Model 401 dan Proteus, yang terbang bersama pesawat tempur F-15D NASA dan pesawat tanker KC-10. Pada bagian belakang Model 401, terlihat belah ketupat (mungkin radar tersembunyi atau beberapa sensor), dan sistem elektro-optik tertentu dipasang pada Proteus," kata majalah itu.

Jurnalis percaya bahwa kedua pesawat itu tidak berawak dan dikendalikan oleh F-15D NASA, media Rusia melaporkan mengutip The Drive.

Jika argumen para jurnalis itu benar, maka tes tersebut mungkin mengindikasikan bahwa Amerika Serikat hampir membuat pesawat tempur generasi keenam, karena yang terakhir diposisikan sebagai kendaraan udara tak berawak dengan semua kemampuan pesawat tempur penuh.

Baca juga: X-47B, UAV Tempur Siluman Amerika Serikat

Jet tempur generasi keenam Eropa

Menurut laman La Stampa Italia, Italia akan bergabung dalam program pesawat tempur generasi keenam Tempest Inggris.

Italia sedang mencari jet tempur canggih untuk menggantikan armada Eurofighter Typhoon Angkatan Udara mereka di masa depan.

Program Tempest diumumkan selama Farnborough International Airshow 2018. Pemerintah Inggris, melalui Kementerian Pertahanan, telah mengalokasikan 2 miliar pound (2,3 miliar euro) untuk pengembangan awal pesawat tempur generasi keenam tersebut.

Tempest ditujukan untuk menggantikan pesat tempur Typhoon Angkatan Udara Kerajaan Inggris pada tahun 2035 dan untuk bersaing dengan program pesawat tempur generasi baru Prancis-Jerman yang diumumkan selama International Paris Air Show - Le Bourget pada 12 Juli 2017 oleh Angela Merkel dan Emmanuel Macron.

Baca juga: Inggris Perkenalkan Model Jet Tempur Baru "Tempest"

Italia telah menyatakan minatnya sejak program Tempest diumumkan, tetapi sejauh ini negara itu belum pernah merumuskan perjanjian mengenai program tersebut, meskipun beberapa perusahaan Italia bekerja pada proyek itu.

Keanggotaan Italia dalam program Tempest akan membawa beberapa manfaat juga bagi industri Italia karena Leonardo Italia terlibat dalam proyek Inggris itu bersama dengan BAE Systems, Rolls Royce dan MBDA.