Beredar lagi pemberitaan dari Jepang terkait keinginan negara itu untuk memiliki jet tempur siluman F-22 Raptor Amerika Serikat.
Dilaporkan bahwa raksasa dirgantara Amerika Serikat (AS) Lockheed Martin akan membuatkan Jepang jet tempur siluman F-22 versi modifikasi yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan tempurnya. Namun, Lockheed Martin harus berhadapan dulu dengan Amandemen Obey tahun 1997 AS yang melarang ekspor pesawat itu. Kalaupun AS mengizinkan, Lockheed Martin harus memulai kembali produksinya dengan sungguh-sungguh karena lini produksi telah berhenti sejak tahun 2012.
Meskipun demikian, Lockheed Martin dilaporkan tidak hanya bersedia untuk memulai kembali produksi F-22 modifikasi, tapi juga bersedia bekerjasama dengan industri Jepang dalam pembangunannya.
"Lockheed Martin telah mengusulkan bahwa industri-industri Jepang bertanggung jawab untuk lebih dari separuh pengembangan dan produksi jet tempur generasi berikutnya yang ingin diperkenalkan Jepang pada 2030," lapor Nikkei. "Lockheed menawarkan Jepang versi terbaru dari F-22 Raptor."
Sebagai pemanis kesepakatan potensial, Lockheed Martin dilaporkan bersedia untuk mengintegrasikan avionik buatan Mitsubishi Electric dan sayap baru yang dikembangkan oleh Mitsubishi Heavy Industries Jepang ke F-22 Raptor. Bahkan komponen seperti fuselage (badan pesawat) yang akan dibuat di AS juga akan menyertakan perangkat keras buatan Jepang. Secara potensial, varian Raptor modifikasi juga dapat menggunakan mesin IHI XF9- buatan jepang untuk menggantikan mesin Pratt & Whitney F119 yang dipakai Raptor selama ini.
"Pembaruan akan meningkatkan sayap utama pesawat dan memungkinkan lebih banyak bahan bakar yang akan dimuat, meningkatkan jangkauan jet hingga sekitar 2.200 km sehingga dapat digunakan untuk mempertahankan pulau-pulau terpencil dan misi lainnya," kata laporan Nikkei.
Jika Pentagon, Departemen Luar Negeri AS, dan Kongres AS setuju untuk mengubah undang-undang dan mengizinkan Jepang untuk memproduksi kembali F-22, ada juga kemungkinan bahwa Angkatan Udara AS (USAF) dapat memperoleh manfaat dari avionik Raptor baru buatan Jepang.
Berdasarkan ancaman masa mendatang yang dilihat USAF, F-22 memang diwacanakan untuk diupgrade - namun rencana ini hanya sebatas diskusi tak resmi di internal USAF. Tetapi faktanya avionik Raptor memang harus dirubah di titik-titik tertentu.
"Mungkin antara tahun 2025 dan 2030 kita harus secara serius melihat peralatan dan dukungan dari beberapa sistem Raptor dan mengupgradenya," Tom McIntyre, seorang analis program untuk persyaratan F-22 di Air Combat Command AS, mengatakan tahun lalu. “Kami saat ini sedang dalam tahap awal untuk melihatnya.”
Namun, tidak mungkin USAF akan kembali membeli F-22 untuk dirinya sendiri. Pesawat itu sangat mahal - dengan varian Jepang yang berpotensi menelan biaya antara $ 188 juta dan $ 215 juta per jet tergantung pada kuantitas pesanan - dan desainnya sudah berumur. Mengingat harganya yang mahal, sepertinya USAF tidak akan memprioritaskan pembelian Raptor untuk USAF di masa mendatang.
F-22 saat ini memang masih menjadi pesawat superioritas udara utama untuk ancaman saat ini. Namun, teknologi F-22 tidak lama lagi akan usang karena musuh potensial seperti Rusia dan China sudah melangkah ke teknologi yang mengalahkan Raptor , dan pada saat Raptor kembali diproduksi maka teknologinya mungkin sudah usang, kecuali bila diupgrade. (fr)
Resources
- National Interest
- Nikkei