Kamis, Juli 26, 2018

Pilot AU Korsel Menerbangkan F-35A Untuk Pertama Kalinya

Pilot ROKAF Pertama Penerbang F-3A

Seorang pilot F-35A Angkatan Udara Republik Korea (ROKAF) melakukan misi terbang solo pertamanya dengan jet tempur siluman F-35A Lightning II di Luke Air Force Base di Arizona, AS, pada bulan ini. Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Setelah berbulan-bulan menjalani akademi intensif, berlatih dengan simulator, dan pelatihan langsung, Mayor Kiyun Jung memulai penerbangan pertamanya - penerbangan solo pertama oleh pilot ROKAF dengan jet tempur F-35A. Jung adalah siswa pertama dalam pelatihan penerbangan Korea Selatan selama lima tahun Program Penjualan Militer Asing (FMS). (Lebih dari dua kelas siswa ROKAF dijadwalkan akan dilatih sebagai pilot F-35A di tahun-tahun mendatang).

"Penerbangan ini merupakan tonggak besar bagi Republik Korea, dan bagi kami untuk menjadi bagian dari itu adalah suatu kehormatan luar biasa karena kami menyadari pentingnya acara ini bagi kedua negara," kata Letnan Kolonel Eric Puels, Komandan Detasemen 2  Kelompok Operasi 944, unit yang bertanggung jawab untuk melakukan pelatihan penerbangan. "Bagi kami adalah agar dapat menjalin hubungan dan mengenal pilot-pilot ini selama perjalanan mereka menuju kekuatan udara generasi kelima yang luar biasa."

Jet tempur F-35A Lightning II pertama yang diperuntukkan bagi ROKAF diluncurkan pada bulan Maret tahun ini di fasilitas produksi Lockheed Martin di Fort Worth, Texas. F-35A adalah varian lepas landas dan pendaratan konvensional. F-35A Korea Selatan pertama dikirim ke Luke Air Force Base dari Fort Worth awal tahun ini.

Pemerintah Korsel dan AS secara resmi menandatangani Surat Penawaran dan Penerimaan untuk pembelian 40 jet tempur F-35A pada bulan September 2014 di bawah program FMS Pentagon. Total biaya akuisisi diperkirakan sekitar USD $ 7 miliar. Semua (empat puluh) F-35A ROKAF akan dirakit di fasilitas produksi Lockheed Martin di Fort Worth.

Pabrikan F-35A, kontraktor pertahanan AS Lockheed Martin, memenangkan kontrak penjualan F-35A tersebut dengan menawarkan 25 teknologi yang digunakan pada F-35A untuk digunakan pada program KF-X (jet tempur kerjasama Korsel - Indonesia). Namun, pemerintah AS tidak berbagi empat teknologi kunci F-35A termasuk radar AESA (active electronically scanned radar), sistem pencarian dan penyelamatan inframerah, pod penargetan elektro-optik dan jammer frekuensi radio, yang telah mempengaruhi hubungan pertahanan bilateral kedua negara.

Di bawah proyek KF-X, Korea Selatan dan Indonesia telah sepakat untuk bersama-sama mengembangkan jet tempur siluman dengan ROKAF yang diperkirakan akan menerima hingga 120 unit dan TNI AU antara 40 dan 80 pesawat yang sejatinya pada akhir 2020-an ini.

F-35A ROKAF  pertama akan dikerahkan ke Korea Selatan pada 2019 dengan seluruh pengiriman diperkirakan akan selesai pada akhir 2021 atau awal 2022. Jet tempur siluman tersebut akan ditempatkan di pangkalan udara Cheong Ju. Seperti yang dilaporkan pada bulan Desember 2017, Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Republik Korea diduga telah memulai proses pengadaan untuk tambahan 20 F-35A. (FR)