Jumat, Februari 01, 2013

Yon Armed Segera Dapatkan MLRS ASTROS II

MLRS ASTROS II (Foto: Jorge Andrade)
 
Tahun ini, Resimen Artileri Medan (Armed) 2/1 Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) rencananya akan mengganti alutsista tua dengan alutsista yang lebih canggih dan terbaru. Salah satunya, alutsista yang ada di lingkungan Batalyon Armed Pasopati 9 Purwakarta.

Pasalnya, artileri yang ada terutama yang terdapat di tiga Batalyon Armed dinilai sudah usang dan harus segera disesuaikan dengan perkembangan teknologi saat ini. Bila tidak ada halangan, dalam waktu dekat Batalyon ini akan mendapatkan alutsista tipe MLRS ASTROS II yang diproduksi oleh Brasil.

Komandan Resimen Armed 2/1Kostrad, Kolonel Arm Mohamad Naudi Nurdika mengatakan, saat ini alutsista yang dimiliki tiga Batalyon dibawah struktur Resimen Armed 2/1 Kostrad, masing-masing Yon Armed 9 Pasopati, Yon Armed 10 Brajamusti, dan Yon Armed 13 Nanggala, adalah berjenis meriam 105 mm-M101A1 buatan Amerika tahun 1942, dan meriam 76/GN buatan Yugoslavia dengan tahun pembuatan 1949.
 
"Persenjataan di tiga batalyon dibawah kita itu sudah tua. Sehingga ditahun ini jenis meriam tersebut bakal diganti persenjataan dengan system digital, antara lain Multiple Launch Rocket System (MLRS) buatan Brasil atau Roket jenis Astros-II. Persenjataan ini diyakini menjadi alutsista yang modern, karena jarak jangkau yang jauh serta berdaya ledak besar dan mobile," kata Naudi kepada INILAH usai acara Hut Kostrad ke 49, Selasa, 29 Januari 2013.

Dikatakan Naudi, persenjataan tersebut sudah sangat canggih. Bahkan, pengoperasiannya sudah menggunakan sistem komputerisasi dan memakai Bahasa Inggris. Selain itu, memiliki daya jelajah sejauh 90 kilometer, dan dapat diset hingga menjangkau 300 kilometer.

Dengan demikian, prajurit yang ada di setiap batalyon harus mengimbangi kecanggihan teknologi dari persenjataan ini. Oleh karena itu, untuk mendukung hal tersebut seluruh anggota TNI yang ada di tiga Batalyon diwajibkan untuk kursus Bahasa Inggris.

"Para prajurit ini, akan belajar Bahasa Inggris dua kali dalam sepekan. Setiap Senin dan Rabu," ujar Naudi.

Selain akan mendapatkan Alutsista baru, alasan lain prajurit harus pandai Bahasa Inggris, yakni 2013 ini dicanangkan sebagai tahun ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Sehingga, seluruh prajurit harus menguasai Iptek. Termasuk, bahasa pendukungnya.

Jumlah prajurit yang bertugas di institusinya berjumlah 1.762 anggota. Seluruhnya, harus mampu menguasai Bahasa Inggris. Karena, kedepan mereka akan terlibat langsung dalam pengoperasian roket tersebut yang rencananya akan dikirim sebanyak 18 pucuk.
 
 
Sumber : Inilah