Satgas dari TNI Angkatan Laut segera akan berangkat ke Korea
Selatan pada Januari ini untuk memulai pembangunan kapal selam pesanan TNI AL. Hal ini dikatakan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana
Madya TNI Marsetio usai acara pisah sambut KSAL di Jakarta, Rabu, 2 Januari 2012.
TNI AL memesan tiga unit kapal selam yang pelaksanaanya dilakukan dengan kesepakatan adanya transfer of technology (ToT) dan joint production (produksi bersama) dengan perusahaan galangan kapal Daewoo Shipbuilding Marine Enginering (DSME) asal Korea Selatan. Nilai kontrak pembelian tiga unit kapal selam itu mencapai US$ 1 Miliar.
Menurut KSAL, pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) untuk menjadikan TNI AL handal dan disegani tidak hanya dengan membangun kapal selam. TNI AL juga telah memesan alutsista lain seperti kapal fregat dari Inggris, dan PKR nasional.
TNI AL memang fokus pada peningkatan kemampuan satuan tempur dan
mobilitas pasukan guna mencapai kekuatan pokok minimum (MEF). Untuk
percepatan pencapaian MEF di bidang alutsista, KSAL
Laksamana Madya TNI Marsetio mengatakan, semua diprioritaskan pada
penggantian alutsista yang
kondisinya kritis dan tidak layak pakai, serta pemenuhan kebutuhan
untuk pelaksanaan tugas-tugas mendesak.
Marsetio pun berharap, pada HUT TNI 5 Oktober mendatang, beberapa alutsista yang dipesan TNI AL dapat disaksikan masyarakat luas sebagai bentuk pertanggungjawaban dan transparansi atas anggaran yang digunakan.
Marsetio menambahkan, pihaknya juga akan mempertajam program-program TNI AL, disesuaikan dengan dinamika, kebijakan pemimpin, dan alokasi anggaran yang ada dengan tetap mengacu pada MEF. Tidak hanya penambahan alatsista, tapi juga peningkatan kesejahteraan prajurit, ujar Marsetio.
Marsetio pun berharap, pada HUT TNI 5 Oktober mendatang, beberapa alutsista yang dipesan TNI AL dapat disaksikan masyarakat luas sebagai bentuk pertanggungjawaban dan transparansi atas anggaran yang digunakan.
Marsetio menambahkan, pihaknya juga akan mempertajam program-program TNI AL, disesuaikan dengan dinamika, kebijakan pemimpin, dan alokasi anggaran yang ada dengan tetap mengacu pada MEF. Tidak hanya penambahan alatsista, tapi juga peningkatan kesejahteraan prajurit, ujar Marsetio.
KSAL sebelumnya, Laksamana TNI Soeparno pernah mengatakan alasan Korea Selatan
dipilih dalam pengadaan kapal selam ini karena kemampuannya dinilai sama dengan
Eropa dalam menyediakan kebutuhan kapal selam untuk TNI AL.
"Tapi harganya lebih murah," kata Soeparno September 2011 silam. Soeparno pun
berharap, pada 2014 mendatang kapal selam tersebut sudah dapat
mengarungi wilayah perairan Indonesia.
Soeparno yang akan pensiun dalam beberapa bulan ke depan berpesan agar jajaran TNI AL solid dan kuat. Selain itu Soeparno juga menyatakan, TNI AL kedepan harus semakin baik untuk menghadapi ancaman dan tantangan yang semakin kompleks. Dia yakin, di bawah kepemimpinan KSAL yang baru, hal itu bisa dicapai.
Jurnas
Jurnas
Kredit foto: US Navy/Mass Communication Specialist 2nd Class N. Brett Morton/Via Wikimedia