Rabu, Desember 26, 2012

PT DI Luncurkan N-219 Pada 2017

Model N-219
Model N-219. Foto: Wikipedia
PT Dirgantara Indonesia (PT DI) akan menginvestasikan dana sebesar 16 juta dolar AS untuk 4 tahun guna merealisasikan proyek pengembangan pesawat perintis N-219. Pesawat kecil berpenumpang 19 orang ini rencananya akan diproduksi secara massal pada tahun 2017. Pesawat ini akan menambah produk andalan dari PT DI di pasaran, antara lain CN-235 dan CN-295.
 
Dana 16 juta yang akan diinvestasikan PT DI ini memang masih jauh dari mencukupi, namun ini akan menjadi langkah awal yang positif bagi pengembangan N-219. PT DI tidak serta merta menginvestasikan dana ini secara langsung, namun dengan cara disisihkan dari laba yang diperoleh PT DI dan tidak menutup kemungkinan PT DI akan menambah dari pinjaman bank.

Rencananya PT DI akan menginvestasikan dana pengembangan N-219 ini segera pada 2013. Mulai dari  preliminary design (desain awal) sampai dengan pembuatan prototype. Besarnya dana yang dibutuhkan untuk mengembangkan N-219 dan belum adanya kucuran dana dari pemerintah, membuat PT DI mengambil "jalannya" sendiri. Namun untuk membuat sebuah prototype N-219, PT DI menyatakan butuh dukungan dari pemerintah karena dibutuhkan dana yang lebih besar sekitar 30-40 juta dolar.

Pesawat N-219 ini pertama kali dirintis pada 2004, namun terkendala krisis sehingga tertunda pada tahapan desain dan uji materil. Namun harapan untuk memproduksi N-219 kini kembali terbuka dan sudah ada pihak yang siap menggunakan pesawat itu.

PT DI akan memfokuskan N-219 untuk memenuhi kebutuhan pesawat perintis untuk dioperasikan di wilayah Timur Indonesia. Pesawat kecil yang digerakan dengan propeler atau baling-baling ini cocok untuk menerbangi kawasan pegunungan dan bercelah seperti di Papua. Artinya pesawat ini mampu menjangkau daerah terpencil dengan kondisi geografis yang sulit.

PT DI juga menyatakan bahwa sebuah maskapai penerbangan telah menandatangani "letter of interest" untuk membeli 20 pesawat N-219 yang nantinya akan dioperasikan di wilayah Indonesia Timur. Produk unggulan ini nantinya akan dijual dengan kisaran harga 4 juta dolar per unit.

Selain akan mengembangkan proyek N-219, PT DI saat ini juga fokus untuk menyelesaikan pesawat pesanan antara lain CN-235/MPA pesanan TNI AL, kemudian pesawat pesanan TNI AU termasuk pesawat varian baru N-259 dimana PT DI menjadi pemegang lisensi pemasaran di Asia Pasifik. PT DI juga melakukan revitalisasi mesin produksi, dan diharapkan akan meningkatkan produktifitas, dan itu pasti berdampak positif pada kinerja PT DI ke depan.

Kontrak PT DI Selama 2012 Capai 8,2 Triliun

Selama kurun waktu 2012, PT DI mendapatkan kontrak sebesar Rp.8,2 triliun dengan penerimaan sebesar Rp.3,1 triliun. PT DI juga optimis bahwa angka kontrak ini di akhir tahun 2012 nanti bisa menembus Rp.9,5 triliun. Ini merupakan tahun yang istimewa bagi PT DI. Pencapaian yang cukup besar setelah mengalami masa-masa yang sulit beberapa tahun lalu. Biasanya penerimaan PT DI paling banter Rp.2 triliun.

Penerimaan sebesar Rp.3,1 triliun ini diperoleh PT DI dari kontrak-kontrak dari dalam dan luar negeri, antara lain pembayaran pesawat terbang terbang sebesar Rp.2,65 triliun, pembuatan komponen pesawat Rp.200 miliar, perawatan pesawat Rp.170 miliar dan alutsista sebesar Rp.80 miliar. Pesawat terbang yang dikerjakan PT DI pada 2012 antara lain CN-235, CN-295, CN-212 dan helikopter. Sementara untuk alutsista, PT DI juga memproduksi roket dan torpedo.

Untuk tahun 2013 dan 2014 mendatang PT DI telah mencatat penerimaan minimal sebesar Rp 3 triliun yang diperoleh dari kontrak pada 2012. PT DI juga berharap kerjasama dengan Sukhoi bisa terealisasi pada 2013.

Sumber: Antara/Detik