Jumat, November 09, 2012

AS Uji Coba Senjata Kimia Pada Warga Kulit Hitam Selama Perang Dingin

Serangan senjata kimia di Halabja Irak tahun 1988
(Ilustrasi) Serangan senjata kimia di Halabja Irak tahun 1988
(Foto:Wikipedia)
Amerika Serikat menguji coba senjata kimia pada warga kulit hitam miskin selama Perang Dingin. Dengan alasan bahwa itu adalah pengujian perisai (tameng) untuk mengatasi serangan nuklir Uni Soviet di kota Saint Louis. Senyawa yang disemprotkan militer AS atas penduduk lokal adalah senyawa yang digunakan untuk membuat senjata kimia.

Ini terjadi pada tahun 1950-1960-an, di pinggiran kota Saint Louis, Missouri, wilayah yang dijadikan sebagai kelinci percobaan untuk pengujian senjata kimia beracun.
Itulah hasil penelitian yang dilakukan oleh Lisa Martino-Taylor, seorang profesor fisiologi di Saint Louis Community College yang twlah mengumpulkan berbagai dokumen publik dan menemukan kasus keracunan kadmium sulfrida dan seng pada penduduk setempat selama rentang tahun 1959-1960-an.

Menurut penelitian Lisa, tes tersebut disponsori oleh militer AS yang dilakukan di daerah sosial yang jauh dari kepadatan penduduk, dimana disitu terdapat warga kulit hitam yang berpenghasilan rendah dan miskin. Dalam sebuah wawancara dengan sebuah stasiun televisi lokal KSDK, Lisa sangat menyayangkan tingkat kerahasiaan dan penipuan yang dilakukan otoritas yang bertanggung jawab untuk operasi kala itu. "Mereka sudah melakukan hal yang sangat baik untuk menipu orang," pungkasnya.

Tes senjata kimia terhadap manusia telah menjadi produk dari apa yang Lisa sebut sebagai "Koalisi Manhattan-Rochester," sebuah program penelitian pemerintah AS yang mencoba untuk mengukur dampak reaksi radioaktif dalam tubuh manusia dalam konteks Perang Dingin. Eksperimen serupa juga pernah terjadi di kota Corpus Christi, Texas.

Senyawa yang sangat beracun yang disemprotkan dari pesawat selama terbang di atas target. Lisa juga mengklaim bahwa semprotan aerosol juga telah disemprotkan di atas gedung pencakar langit dan menara meteorologi di daerah itu. Pada tahun 1953, ada 16 tes seperti ini. Tidak kurang dari 35 tembakan zinc sulfide dan kadmium telah terjadi di Saint Louis. Lingkungan yang paling terkena dampak dari tes senjata kimia ini kebanyakan perkampungan kumuh dengan tingkat kepadatan yang tinggi, dimana disana terdapat sekitar 10 ribu warga kulit hitam yang tinggal dan berpenghasilan rendah, kebanyakan anak-anak.

Klarifikasi

Terkejut dengan hasil penelitian yang diperoleh oleh Lisa, anggota parlemen Amerika meminta klarifikasi dari Angkatan Bersenjata AS pada akhir bulan lalu. "Pendapat yang mengatakan bahwa militer AS telah mengujicobakan senjata kimia pada warga sangat mengejutkan. Maka tidak mengherankan jika keluarga mereka menuntut jawaban dari pihak yang berwenang," kata Senator Partai Republik Roy Blunt.

Dari Partai Demokrat, Claire McCaskill juga bersama-sama dengan Blunt meminta klarifikasi yang lebih tinggi dari sekretaris Angkatan Darat, John McHugh. "Senat telah melakukan penyelidikan pada tahun 1990-an, namun tdak ada yang pernah dilakukan, hasilnya nihil," Lisa Martino-Taylor menjelaskan. Baginya (Lisa) situasi terburuk adalah ketika melihat orang-orang yang berkuasa telah terpengaruh.

Radioaktivitas

Penelitian ini tidak dapat disimpulkan secara pasti apakah memang ada senyawa radioaktif dalam campuran zinc sulfide dan kadmium. Dalam wawancaranya dengan KSDK, Lisa mengatakan bahwa ada banyak bukti didapatkan bahwa senyawa radiologi telah digunakan dalam percobaan-percobaan itu.

Hipotesis utamanya adalah bahwa partikel fluorescent telah ditambahkan ke dalam campuran ini, yang digunakan untuk mengiluminasi sasaran dan mengidentifikasi mereka untuk tes selanjutnya. Ada kecurigaan bahwa sebuah perusahaan bernama US Radium terlibat dalam percobaan ini. "US Radium sudah secara sah bertanggung jawab karena memproduksi pewarna radioaktif untuk ubin, yang telah menewaskan beberapa painters dalam proses produksinya," itulah dugaannya.

Ditanya mengenai masa depan penelitiannya ini, Lisa mengatakan bahwa yang terpenting adalah mengungkapkan semua pelanggaran ini (Pravda).