Menurut sebuah studi oleh American Enterprise Institute yang berbasis di Washington, Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) tidak memiliki jet tempur siluman yang cukup untuk melancarkan serangan dahsyat gelombang pertama dan belum efektif untuk melancarkan kampanye udara guna menyerang China dan Korea Utara.
Jet Tempur Siluman F-22 dan Bomber B-2 merupakan satu-satunya pesawat yang dianggap mampu menembus sistem pertahanan udara canggih China atau melakukan operasi udara melawan Korea Utara. Bomber B-2 sudah tidak diproduksi lagi selama lebih dari satu dekade dan jumlahnya sedikit, ini berarti kerugian bagi AS.
Penelitian ini merekomendasikan bahwa pemerintah AS harus melakukan investasi besar ke dalam program jet tempur siluman F-35 Joint Strike Fighter (JSF), kapal tanker KC-46, pesawat bomber generasi berikutnya, modernisasi F-22 Raptor dan pengembangan lebih lanjut dari kapal induk.
Juru bicara USAF, Ann Stefaniak mengatakan bahwa dengan pergeseran strategis DoD untuk fokus pada kawasan Asia-Pasifik, sambil terus fokus pada Timur Tengah dan beradaptasi dengan postur strategis yang terus berkembang di Eropa, Angkatan Udara AS menekankan betapa pentingnya meningkatkan proyeksi kekuatan global dan sikap yang benar untuk masa depan dengan cara meningkatkan kemampuan untuk menjadi yang terbaik, fleksibel dan siap untuk terlibat dalam berbagai macam kontinjensi dan ancaman.
Jet Tempur Siluman F-22 dan Bomber B-2 merupakan satu-satunya pesawat yang dianggap mampu menembus sistem pertahanan udara canggih China atau melakukan operasi udara melawan Korea Utara. Bomber B-2 sudah tidak diproduksi lagi selama lebih dari satu dekade dan jumlahnya sedikit, ini berarti kerugian bagi AS.
Penelitian ini merekomendasikan bahwa pemerintah AS harus melakukan investasi besar ke dalam program jet tempur siluman F-35 Joint Strike Fighter (JSF), kapal tanker KC-46, pesawat bomber generasi berikutnya, modernisasi F-22 Raptor dan pengembangan lebih lanjut dari kapal induk.
Juru bicara USAF, Ann Stefaniak mengatakan bahwa dengan pergeseran strategis DoD untuk fokus pada kawasan Asia-Pasifik, sambil terus fokus pada Timur Tengah dan beradaptasi dengan postur strategis yang terus berkembang di Eropa, Angkatan Udara AS menekankan betapa pentingnya meningkatkan proyeksi kekuatan global dan sikap yang benar untuk masa depan dengan cara meningkatkan kemampuan untuk menjadi yang terbaik, fleksibel dan siap untuk terlibat dalam berbagai macam kontinjensi dan ancaman.