Berbagai reaksi muncul dari dalam negeri terkait rencana TNI AD untuk membeli 80 unit tank Leopard 2A6 dari Belanda. Wakil Ketua Komisi I DPR menilai tank tersebut tidak sesuai dengan kondisi geografis Indonesia. Parlemen Belanda pun bereaksi keras menanggapi hal ini, sebagian membiarkan dan sebagian menolak keras dengan alasan riwayat sukses Indonesia dalam melanggar HAM.
Leopard 2A6 |
Soal reaksi dari dalam negeri, masih bisa kita kesampingkan karena TNI AD jelas lebih paham mengenai hal ini. Tapi soal adanya penolakan dari parlemen Belanda? Bangsa ini bangsa yang besar, jangan mau dipandang sebelah mata oleh Belanda apalagi bila sampai memohon untuk dikabulkan. Memang lebih murah sih, tank-tanknya masih mulus, tidak pernah dipakai untuk latihan militer besar apalagi untuk perang, tapi bagaimana kalau dibatalkan saja, masih banyak opsi-opsi tank sekelas dari negara lain. Tapi entahlah apa yang terjadi diatas sana bila begini atau bila begitu karena saya bukan orang poitik. Nggak jelas ya kalimatnya hehe....
Original Country dari tank Leopard sebenarnya adalah Jerman. Setiap pembelian Leopard atau peralatannya harus tetap menggunakan izin penjualan dari Jerman. Dari media, kita ketahui bahwa TNI sudah menyiapkan opsi lain yaitu Jerman apabila pembelian Leopard ditolak Belanda.
"Jerman mengusulkan adanya kerja sama modernisasi secara "government to government (antar-pemerintah)". Artinya, pembelian Leopard tidak hanya membeli peralatannya, namun juga sistemnya. Sistemnya ini mulai dari pemeliharaan hingga bagaimana persiapan amunisinya karena amunisinya sangat spesifik," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Syamsuddin. Tapi sayang Indonesia belum mengajukan apapun atas tawaran Jerman ini. Masih menunggu kesimpulan Belanda pada akhir Maret ini.
"Tawaran Jerman cukup menjanjikan untuk mengisi kekosongan. Apalagi Belanda masih ada permasalahan dari parlemen," kata Pramono di Markas Besar Angkatan Darat Jakarta, Kamis.
Lanjut Pramono, Jerman tidak hanya menjanjikan alih teknologi melalui pelatihan bagi pelatih tapi juga menawarkan produksi bersama dalam pembuatan beberapa bagian dari tank seberat 60 ton tersebut dengan menggandeng PT Pindad. Artinya Jerman menantang kesiapan industri pertahanan dalam negeri.
Hmmmm.... Kenapa gak dari dulu om
Original Country dari tank Leopard sebenarnya adalah Jerman. Setiap pembelian Leopard atau peralatannya harus tetap menggunakan izin penjualan dari Jerman. Dari media, kita ketahui bahwa TNI sudah menyiapkan opsi lain yaitu Jerman apabila pembelian Leopard ditolak Belanda.
"Jerman mengusulkan adanya kerja sama modernisasi secara "government to government (antar-pemerintah)". Artinya, pembelian Leopard tidak hanya membeli peralatannya, namun juga sistemnya. Sistemnya ini mulai dari pemeliharaan hingga bagaimana persiapan amunisinya karena amunisinya sangat spesifik," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Syamsuddin. Tapi sayang Indonesia belum mengajukan apapun atas tawaran Jerman ini. Masih menunggu kesimpulan Belanda pada akhir Maret ini.
"Tawaran Jerman cukup menjanjikan untuk mengisi kekosongan. Apalagi Belanda masih ada permasalahan dari parlemen," kata Pramono di Markas Besar Angkatan Darat Jakarta, Kamis.
Lanjut Pramono, Jerman tidak hanya menjanjikan alih teknologi melalui pelatihan bagi pelatih tapi juga menawarkan produksi bersama dalam pembuatan beberapa bagian dari tank seberat 60 ton tersebut dengan menggandeng PT Pindad. Artinya Jerman menantang kesiapan industri pertahanan dalam negeri.
Hmmmm.... Kenapa gak dari dulu om