Di tahun ini, biaya belanja pertahanan di negara-negara Asia diperkirakan akan melebihi pengeluaran Eropa. dalam sebuah laporan studi startegis, dikatakan bahwa belanja pertahanan di dunia cenderung meningkat tajam di kawasan Asia yang meliputi Cina, Jepang, India dan Australia.
Keadaan ini diperkirakan akan menyamai belanja pertahanan Eropa di 2012 ini. Sementara barat mengurangi belanja pertahanan mereka, Asia semakin militeristik, sebagai akibat dari pertumbuhan ekonomi yang cepat.
Pada 2011 lalu, anggaran pertahanan Asia umumnya meningkat 3,15 persen, secara riilnya sebesar 294 miliar dolar AS.
Cina tetap menjadi negara terboros dalam belanja pertahanan di Asia. Cina menyumbang 30% dari seluruh belanja pertahanan Asia disusul jepang 20% dan India 11%.
Pengeluaran resmi Beijing pada tahun 2011 lalu adalah sebesar 89,8 miliar dolar AS pada tahun 2011. Meningkat 2 kali lipat lebih sejak 2001. Anggaran pertahanan Jepang terbilang statis, kenaikannya tidak begitu berarti, ini menyangkut tekanan anggaran dari dalam negeri Jepang sendiri.
Banyak perhatian dunia tertuju pada Cina yang membeli aircraft carrier baru yaitu Varyag yang dibeli dari Rusia dan berhasilnya Cina membuat pesawat tempur siluman J-20. Tapi Cina jelas masih memiliki kekurangan dalam mengembangkan teknologinya. Cina masih bergantung pada Rusia untuk mengisi kesenjangan kemampuan tersebut.
Lima belas tahun kedepan, pengeluaran pertahanan Cina diperkirakan akan menyamai pengeluaran Washington.
Disamping itu, kita juga tahu bahwa Indonesia juga sedang gencar memodernisasi alutsista. Ini berkat kemauan, kemampuan mengembangkan teknologi dan kemampuan anggaran militer kita yang meningkat cukup signifikan.