Kalau kita mengetikkan kata "Karbol" di kolom pencarian Google, maka yang dominan muncul di halaman pertama adalah informasi tentang cairan antiseptik. Ya, cairan antiseptik Karbol yang digunakan untuk kamar mandi. Kenapa kadet TNI AU disebut dengan sebutan Karbol? Apakah sebutan ini memang merujuk pada cairan antiseptik Karbol? Jawabannya tidak. Keduanya tidak memiliki kaitan.
Sebutan Karbol memang telah melekat dikalangan Taruna AAU (Akademi Angkatan Udara) sejak dekade 60-an, meskipun waktu itu baru sebatas dari mulut ke mulut dan belum ada "hitam diatas putih" tentang aturan baku, namun sebutan Karbol bagi Taruna AAU sudah berusia empat puluh tahun lebih.
Karbol AAU |
"Karbol" adalah nama panggilan populer yang melekat pada Laksamana Madya Udara Profesor Doktor Abdulrahman Saleh. Sejak semasa beliau masih mahasiswa kedokteran di "Geneeskundige Ilogeschool" Batavia (sekarang "Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia"), beliau dikenal sebagai satu-satunya ahli ilmu "Faal" pada saat itu di zaman jajahan pemerintahan Hindia Belanda.
Sebagai mahasiswa senior, beliau dikenal sebagai orang yang menekuni radio telegrafi. Bahkan pada zaman pendudukan pemerintah militer Jepang, beliau berhasil merakit stasiun radio amatir di asrama Salemba Jakarta. Stasiun radio ini sangat berguna untuk para pejuang gerakan bawah tanah pemuda-pemuda kita selama 3,5 tahun pendudukan Jepang (antara lain para pemuda seperti Sutan Syahrir, Adam Malik dan kawan-kawan).
Di samping itu beliau juga dikenal sebagai mahasiswa yang menekuni mesin-mesin mobil dan mesin-mesin pabrik pada zaman Belanda pada waktu itu boleh dikatakan "langka". Segala sesuatu yang berkaitan dengan perlistrikan, baik dalam ilmu pengetahuan maupun prakteknya beliau kuasai.
Secara fisik, Abdulrahman Saleh yang lahir pada 1 Juli 1909 di Kwitang, Jakarta, adalah seorang pemuda yang bertubuh tegap, tinggi, berbadan atletis, kulit sedikit gelap dengan rambut keriting (ikal).
Abdulrachman Saleh |
Di kalangan para dosen (yang kebanyakan orang Belanda) Abdulrachman Saleh dikenal karena otaknya yang cemerlang, inovatif sekaligus kreatif. Meskipun ia adalah orang pribumi, namun pribadi nya tidak kalah dengan mahasiswa lain yang kebanyakan orang Belanda.
Karena berbagai ciri keunggulan, salah seorang dosennya yang orang Belanda sering memanggil Abdulrachman Saleh dengan sebutan Krullebol (rambut ikal/si Kriting yang cerdas).
Ide ini diilhami, ketika Letkol Udara Saleh Basarah mengikuti perjalanan muhibah dalam sebuah misi pendidikan ke luar negeri pada tahun 1963 yang dilaksanakan ke beberapa negara Eropa, Asia dan Amerika. Ketika berkunjung ke USAF (United Stated Air Force) di Washington selama sepekan, Letkol Udara Saleh Basarah mendengar panggilan "Mr.Doolly", "The Doolles", Doolly" dikalangan Cadet. Setelah ditanyakan, ternyata itu panggilan yang diadopsi dari seorang penerbang militer AS yang begitu hebat prestasinya General USAF James H. "Jimmy" Doollitle.
Setelah kembali ke Indonesia, Letkol Udara Saleh Basarah tertarik dengan cara yang dilakukan oleh USAF Academy. Letkol Udara Saleh Basarah pun ingat dengan tokoh idolanya yaitu Komodor Muda Udara Prof.Dr. Abdulrachman Saleh yang punya sebutan pak Karbol. Maka ia pun mengusulkan kepada Komandan Komando Pendidikan TNI AU agar sebutan Karbol digunakan untuk menyebut Kadet AU.
Usul itupun diterima, tanpa melalui surat keputusan apapun, akhirnya tahun 1963 panggilan Karbol langsung disosialisasikan di kalangan Kadet AU melalui Senat Taruna dalam sebuah apel pagi dilapangan Maguwo. Dan sejak tahun 1963 sebutan Karbol telah melekat pada diri Taruna AAU.
Dengan sebutan Karbol untuk Taruna Akademi TNI Angkatan Udara, diharapkan para Karbol dapat mencontoh kemampuan beliau dalam menekuni setiap materi ajaran dan latihan yang diberikan baik di kelas maupun di lapangan, sehingga para Karbol dapat mahir dan terampil di bidang tugasnya.
Pertanyaannya, awalnya Krullebol mengapa menjadi Karbol? Apakah kata Krullebol (Belanda) bila diucapkan maka akan menjadi Karbol atau cuma karena faktor salah sebut dari sahabat-sahabat beliau?
Article Resources
Karena berbagai ciri keunggulan, salah seorang dosennya yang orang Belanda sering memanggil Abdulrachman Saleh dengan sebutan Krullebol (rambut ikal/si Kriting yang cerdas).
Merupakan Ide dari Marsekal TNI (Purn) Saleh Basarah (Alm)
Letnan Kolonel Udara Saleh Basarah yang pada tahun 1963 menjabat sebagai Perwira Udara Wing Dik 001 merangkap anggota pelaksana proyek Akademi Angkatan Udara mempunyai gagasan agar sebutan Karbol digunakan dilingkungan para Cadet Angkatan Udara.Ide ini diilhami, ketika Letkol Udara Saleh Basarah mengikuti perjalanan muhibah dalam sebuah misi pendidikan ke luar negeri pada tahun 1963 yang dilaksanakan ke beberapa negara Eropa, Asia dan Amerika. Ketika berkunjung ke USAF (United Stated Air Force) di Washington selama sepekan, Letkol Udara Saleh Basarah mendengar panggilan "Mr.Doolly", "The Doolles", Doolly" dikalangan Cadet. Setelah ditanyakan, ternyata itu panggilan yang diadopsi dari seorang penerbang militer AS yang begitu hebat prestasinya General USAF James H. "Jimmy" Doollitle.
Marsekal TNI (Purn) Saleh Basarah |
Usul itupun diterima, tanpa melalui surat keputusan apapun, akhirnya tahun 1963 panggilan Karbol langsung disosialisasikan di kalangan Kadet AU melalui Senat Taruna dalam sebuah apel pagi dilapangan Maguwo. Dan sejak tahun 1963 sebutan Karbol telah melekat pada diri Taruna AAU.
Dengan sebutan Karbol untuk Taruna Akademi TNI Angkatan Udara, diharapkan para Karbol dapat mencontoh kemampuan beliau dalam menekuni setiap materi ajaran dan latihan yang diberikan baik di kelas maupun di lapangan, sehingga para Karbol dapat mahir dan terampil di bidang tugasnya.
Pertanyaannya, awalnya Krullebol mengapa menjadi Karbol? Apakah kata Krullebol (Belanda) bila diucapkan maka akan menjadi Karbol atau cuma karena faktor salah sebut dari sahabat-sahabat beliau?
Article Resources
- aau.ac.id