Pesawat tempur yang mampu melakukan penetrasi ke wilayah pertahanan musuh dengan cepat dan tanpa terdeteksi akan menjadi alat tempur yang menakutkan. Kecanggihan itulah yang dimiliki salah satu pesawat buatan Lockheed Martin Amerika Serikat, yang memiliki kelebihan tak terdeteksi radar, yaitu F-22 Raptor.
F-22 Raptor memiliki kemampuan menghindari deteksi, baik itu visual, audio, sensor, dan gelombang radar.
Produksi pertama F-22 diresmikan pada 9 April 1997 dengan upacara peluncuran yang diselenggarakan oleh Lockheed Martin, Boeing, dan Pratt & Whitney.
F-22 berdimensi panjang 18,90 meter dan tinggi 5,08 meter, rentang sayap 13,56 meter.
F-22 dilengkapi dengan kanon M61A2 Vulcan sebagai persenjataan. F-22 memiliki tiga tempat penyimpanan senjata internal yang mampu membawa beberapa rudal sekaligus.
Pesawat siluman ini didesain untuk menyimpan rudal di dalam badannya agar tak mengganggu fitur siluman dan kemampuan manuvernya.
Saat akan meluncurkan rudal, katup hidrolik pada badan terbuka dan mengarahkan rudal ke sasaran. F-22 juga bisa dibekali dengan bom.
Pesawat ini mampu melaju dengan kecepatan maksimum 2.575 kilometer per jam dan dengan kecepatan jelajah lebih dari 1.825 kilometer.
F-22 dibuat untuk menggantikan peran F-15 sebagai dominasi garis depan Amerika Serikat dalam menyerang basis pertahanan musuh.
Pada 2005, pesawat ini digunakan Angkatan Udara AS untuk menyerang ISIS di Suriah. F-22 Raptor milik Angkatan Udara AS melakukan misi tempur pertamanya, menjatuhkan bom pada beberapa sasaran.
F-22 Raptor memiliki kemampuan menghindari deteksi, baik itu visual, audio, sensor, dan gelombang radar.
Produksi pertama F-22 diresmikan pada 9 April 1997 dengan upacara peluncuran yang diselenggarakan oleh Lockheed Martin, Boeing, dan Pratt & Whitney.
F-22 berdimensi panjang 18,90 meter dan tinggi 5,08 meter, rentang sayap 13,56 meter.
F-22 dilengkapi dengan kanon M61A2 Vulcan sebagai persenjataan. F-22 memiliki tiga tempat penyimpanan senjata internal yang mampu membawa beberapa rudal sekaligus.
Pesawat siluman ini didesain untuk menyimpan rudal di dalam badannya agar tak mengganggu fitur siluman dan kemampuan manuvernya.
Saat akan meluncurkan rudal, katup hidrolik pada badan terbuka dan mengarahkan rudal ke sasaran. F-22 juga bisa dibekali dengan bom.
Pesawat ini mampu melaju dengan kecepatan maksimum 2.575 kilometer per jam dan dengan kecepatan jelajah lebih dari 1.825 kilometer.
F-22 dibuat untuk menggantikan peran F-15 sebagai dominasi garis depan Amerika Serikat dalam menyerang basis pertahanan musuh.
Pada 2005, pesawat ini digunakan Angkatan Udara AS untuk menyerang ISIS di Suriah. F-22 Raptor milik Angkatan Udara AS melakukan misi tempur pertamanya, menjatuhkan bom pada beberapa sasaran.