Sabtu, Januari 07, 2012

Simo Hayha - Sniper Terbaik Dalam Sejarah Dunia

Penembak jitu terbaik di dunia
Simo Hayha lahir pada 17 Desember 1905 dan meninggal pada 1 April 2002 pada umur 96 tahun. Dijuluki sebagai "White Death" (Kematian Putih) oleh tentara Soviet, Simo adalah seorang tentara Finlandia. Ia adalah seorang petani dan pemburu yang telah melewati masa wajib militer 1 tahunnya.

Ketika Uni Soviet menyerang Finlandia tahun 1939 dalam Perang Musim Dingin, ia memutuskan untuk membantu Finlandia. Dengan hanya menggunakan senapan standar, ia memiliki rekor membunuh terbesar dalam peperangan.

Dalam suhu minus 20 dan 40 derajat Celsius, dengan berpakaian berwarna putih, ia telah membunuh 505 tentara Soviet, dan 542 jika kematian yang tidak pasti diikutsertakan.

Selain membunuh dengan cara sniper, Simo juga membunuh dua ratusan orang dengan senapan Suomi KP/-31, menambah jumlah orang yang dibunuhnya menjadi 705. Seluruh pembunuhan dilakukan Häyhä dalam waktu kurang dari 100 (seratus) hari.

Soviet berusaha menyingkirkannya, dengan cara seperti counter sniper dan serangan artileri. Pada 6 Maret 1940, Simo tertembak di rahang selama pertempuran. Ia siuman pada 13 Maret, hari ketika perjanjian perdamaian ditandatangani. Segera setelah perang, Hayha diangkat dari kopral menjadi letnan kedua oleh Marsekal Lapangan Carl Gustaf Emil Mannerheim.

Ketika pasukan khusus yang dikirim Russia untuk menghabisi Hayha semua tewas, Russia mengumpulkan sebuah tim counter-sniper untuk mengimbangi kemapanan Hayha dalam menembak jauh (sniper VS sniper). Namun tidak ada satu pun dari mereka yang selamat dari bidikannya. Dalam masa 100 hari, Hayha membunuh 542 prajurit dengan senapannya. selebihnya dia habisi dengan SMG. Jumlah keseluruhannya mencapai 705 orang. 

penembak jitu terbaik di dunia
Simo Häyhä
penembak jitu terbaik di dunia
Simo Häyhä


Pada akhirnya, tidak ada satupun prajurit Russia yang berani mendekati area-area dimana Hayha diperkirakan bersembunyi. Tentara Russia kemudian melaksanakan carpet-bombing di area-area yang diperkirakan sebagai tempat Hayha bersembunyi. Namun Hayha berhasil selamat dari taktik carpet-bombing Russia yang dilancarkan hanya untuk dirinya seorang.

Tanggal 6 Maret 1940, seseorang yang beruntung berhasil menembak Hayha di kepala dengan peluru peledak. Ketika ditemukan dan dibawa kembali ke markas, setengah dari kepala Hayha telah hancur The White Death akhirnya berhasil dihentikan.