Hari ini, Ketua Senat Komite Urusan Luar Negeri AS, Ed Royce, memulai kunjungan tiga hari ke Taipei untuk membicarakan berbagai isu, salah satunya mengenai penjualan senjata kepada Taiwan. Menurut Taipei Times, pembicaraan mengenai senjata ini cenderung berfokus pada meminta bantuan teknis AS dalam pembangunan kapal selam Taiwan.
"Royce diduga mendukung upaya bantuan pembangunan kapal selam, tetapi tanpa dukungan dari Presiden AS Barack Obama, para legislator tidak memiliki kekuasaan," seperti yang ditulis Taipei Times. Seperti diketahui, pada tahun 2001 silam pemerintahan Bush setuju untuk membantu Taiwan mendapatkan atau memproduksi delapan kapal selam diesel listrik, namun hingga sejauh ini Amerika Serikat telah terbukti enggan memenuhi janjinya.
Sebuah laporan dari Departemen Pertahanan Nasional Taiwan (MND) pada Januari lalu mencatat bahwa Amerika Serikat menyatakan bahwa permintaan Taiwan untuk kapal selam masih dikaji oleh pejabat-pejabat AS. Taiwan menganggapnya sebagai upaya AS untuk mengulur waktu, padahal yang sangat dibutuhkan sekutu AS ini sekarang adalah kapal selam baru.
Akibat penguluran dan ketidakjelasan ini, pada Desember 2014 Taiwan akhirnya mengumumkan bahwa akan memulai sendiri pembangunan armada kapal selamnya. Desain awalnya dijadwalkan akan dimulai pada tahun depan dan rencananya akan memakan waktu empat tahun. Menurut laporan media, Angkatan Laut Taiwan akan mendapatkan empat SSK (kapal selam diesel listrik pemburu). Namun dengan minimnya pengalaman dalam membangun kapal selam, pembangunan kapal selam Taiwan tampaknya akan memakan waktu lama dan biaya yang besar. Prototipe SSK pertama buatan Taiwan ini kemungkinan baru akan siap pada tahun 2024 dan akan dioperasikan 1-2 tahun kemudian.
Harga satu SSK dapat mencapai satu miliar dolar - terutama jika kapal selam ini juga dilengkapi dengan sistem propulsi udara independen (AIP). Pabrikan kapal selam Eropa dan Amerika, kemungkinan akan membantu dalam beberapa kapasitas yang belum ditentukan, meskipun tidak ada lagi galangan kapal Amerika Serikat yang membangun kapal selam diesel listrik sejak tahun 1950-an.
Laman The Diplomat baru-baru ini mencatat bahwa Jepang mungkin harus mendukung upaya Taiwan dalam membangun kapal selam, terutama jika pemerintah Australia memilih untuk membeli 10 kapal selam diesel listrik Kelas Soryu dari Jepang, sehingga Taiwan berpotensi mendapatkan keuntungan dari skala ekonomi yang diciptakan oleh gabungan pesanan Australia-Taiwan.
Namun, IHS Jane Defense Weekly mengutip pernyataan seorang ahli di Washington yang mengatakan bahwa: "Semakin berjalannya waktu, menjadi semakin tidak mungkin bagi Washington (atau pemerintah lainnya) untuk menyetujui transfer teknologi bagi program pembangunan kapal selam Taiwan, bahkan dengan asumsi bahwa pemasok bersedia dan tidak memiliki kepentingan bisnis di China. Pemerintahan Obama akan lebih mudah untuk meninggalkan hal ini daripada menanggung dampak risiko pada hubungan AS-China. Sangat penting bagi Taiwan untuk mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk mengembangkannya sendiri."
Angkatan Laut Taiwan (ROC Navy) saat ini mengoperasikan dua kapal selam Kelas Hai Lung yang dibeli dari Belanda (peningkatan desain dari kapal selam Kelas Zwaardvis Belanda) dan dua kapal selam bekas Angkatan Laut AS Kelas Guppy II (desain pasca Perang Dunia II).
Sumber: The Diplomat
Gambar: ROC Navy