Senin, Juni 11, 2012

Vietnam Ingin Beli Senjata Mematikan Dari AS

Vietnam meminta kepada AS agar segera mencabut larangan penjualan senjata mematikan ke negara itu sehingga bisa memodernisasi dan merombak militer mereka yang sudah ketinggalan.

Dalam sebuah konferensi pers bersama dengan Menteri Pertahanan AS Leon Panetta, Menteri Pertahanan Vietnam Phuong Quang Thanh mengatakan bahwa pencabutan larangan tersebut akan menguntungkan kedua belah pihak.

"Ini juga akan membantu memobilisasi hubungan antar kedua negara," kata Quang Thanh di K2000, markas militer Vietnam. Setelah larangan penjualan senjata mematikan ke Vietnam dicabut, Vietnam akan mengajukan permintaan untuk membeli beberapa item dari Amerika Serikat. Pertama untuk memperbaiki, merombak dan mengganti persenjataan peninggalan perang.

Peninggalan Perang Vietnam
Helikopter Vietnam Peninggalan Perang Vietnam

"Setelah itu, tergantung pada kemampuan keuangan dari militer kita," katanya. "Kami akan memilih  membeli beberapa jenis senjata untuk proses modernisasi militer kami."

Pentagon juga melihat Vietnam sebagai mitra kunci di kawasan Asia Pasifik. Panetta mengunjungi Vietnam selama dua hari untuk membangun kembali hubungan AS dengan Vietnam setelah Perang vietnam berakhir dan untuk meninjau semenanjung Cam Ranh.

"Tujuan dari kunjungan kami adalah untuk melakukan apapun yang kami bisa dan untuk memperkuat hubungan pertahanan antara Amerika Serikat dan Vietnam," kata Panetta pada konferensi pers. Sebuah kebijakan strategis baru Amerika Serikat yang dirilis tahun ini, ditujukan untuk lebih fokus pada kawasan Asia Pasifik. "Salah satu kunci strategi kami adalah ditekankan di kawasan Asia Pasifik, tetapi yang lebih penting adalah untuk mengembangkan hubungan dengan mitra-mitra di Asia Pasaifik, seperti Vietnam," kata Panetta.

Akhir-akhir ini AS memang sering mengadakan pertemuan dengan Vietnam. Kedua negara saling tukar menukar artefak selama perang Vietnam. Vietnam juga memberikan AS akses untuk mengakses tiga situs yang mungkin berisi informasi-informasi personel militer yang hilang sejak perang Vietnam.


Panetta juga mengatakan bahwa Amerika Serikat juga ingin lebih meningkatkan hubungan militer selama ini ketingkat yang baru.

"Kami berharap dapat memberikan bantuan tambahan bagi Vietnam. Tapi itu semua tergantung pada kemajuan Vietnam pada reformasi hak asasi manusia dan reformasi lainnya," kata Panetta ketika ditanya apakah masalah hak asasi manusia akan mengurungkan kerjasama antar kedua belah pihak. "Tapi kami yakin dengan langkah-langkah yang kami ambil, langkah ini akan memperkuat hubungan kemitraan antara AS dan Vietnam di masa depan," kata Panetta.
'Dua tahun lalu AS dan Vietnam menandatangani nota kesepahaman untuk bekerjasama dalam peningkatan teknologi pertahanan yang tidak mematikan'
Kedua negara telah menormalisasi hubungan sejak 17 tahun lalu, dan dua tahun lalu menandatangani nota kesepahaman untuk bekerjasama dalam peningkatan teknologi pertahanan yang tidak mematikan, seperti pencarian dan penyelamatan, keamanan maritim, bantuan kemanusiaan dan operasi penjaga perdamaian.

Sejak 2003, lebih dari 20 kapal AS telah berlabuh di pelabuhan Vietnam, termasuk di semenanjung Cam Ranh, dimana kapal kargo AS Byrd sedang berlabuh saat ini. Kontraktor Vietnam mendapatkan pekerjaan dari kapal-kapal kargo yang berlabuh ini. Quang Thanh mengatakan pemerintah Vietnam menyambut baik kedatangan kapal-kapal kargo ini karena akan membantu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Vietnam. 

Vietnam juga ingin memperluas kerjasama pertahanan dengan negara-negara di luar AS, Quang Thanh mengatakan. "Vietnam ingin memiliki hubungan baik dengan negara-negara tetangga, negara regional dan dengan kekuatan-keuatan utama di dunia," katanya. "Dan terutama untuk Amerika Serikat dan China, kami berharap dapat memiliki  hubungan yang stabil dan bekerjasama untuk stabilitas dan keamanan."