Minggu, Januari 13, 2013

Senjata, Tradisi Warga AS Sejak Abad 18

Ilustrasi dalam sebuah film cowboy

Baru-baru ini, Walikota New York Michael Bloomberg dalam sebuah pidatonya mengatakan bahwa AS harus memberlakukan larangan penjualan bebas senjata. Pernyataan ini dipicu oleh tragedi baru-baru ini ketika 20 anak dari sebuah sekolah dasar di Newtown ditembak. Akankah pemerintah AS mengadopsi undang-undang baru yang nantinya diharapkan membantu mencegah kasus pembunuhan massal yang sering terjadi?

Kasus pembunuhan massal di AS kini menjadi lebih sering dan telah menjadi masalah serius bagi warga Amerika. Menurut walikota New York, adopsi dari amandemen hukum pada "Senjata," secara signifikan akan mengurangi jumlah pembunuhan massal di Amerika Serikat. Menurutnya, belum ada langkah penting yang dilakukan oleh Gedung Putih ataupun Kongres. Namun dia meyakini, keadaan ini tidak akan berlangsung lama.

Michael Bloomberg adalah anggota dari koalisi penentang penggunaan ilegal dari senjata yang mencakup lebih dari 600 walikota dari kota-kota di Amerika lainnya.

Tragedi yang mendorong pertimbangan amandemen baru untuk hukum pada "Senjata" terjadi beberapa waktu lalu di Newtown, Connecticut. Penembak adalah putra dari salah seorang guru dari sekolah dasar. Dia masuk sekolah dasar tersebut dengan bersenjata lengkap. Selain dua pistol, pemuda itu juga bersenjatakan senapan dan mengenakan rompi antipeluru. Sebagai akibat dari penembakan tanpa pandang bulu itu, 20 anak tewas, tujuh lainnya terluka. Lima guru, prinsipil sekolah dan ibu penembak juga tewas (ibunya ditembak dirumah). Si pembunuh, Adam Lanza, 20 tahun, ditemukan tewas. Menurut data awal, itu bunuh diri.

Barack Obama mengatakan bahwa kasus ini akan memaksa semua orang agar memikirkan langkah-langkah guna mencegah tindakan kekerasan yang lebih banyak. Obama mengatakan bahwa kekejaman tersebut tidak dapat diabaikan, dan pihak berwenang harus mengambil tindakan tegas. Dalam pidatonya Presiden Obama juga menunjukkan bahwa pemerintah AS berencana untuk mempertimbangkan perubahan undang-undang pada "Senjata" dengan membatasi penjualan bebas dari senjata api di AS.

Pernyataan semacam ini bukanlah yang pertama dari Barack Obama, sebelumnya juga dikatakannya pada musim panas lalu. Pernyataan tersebut dibuat karena tragedi pembunuhan massal yang dilakukan oleh James Holmes, 24 tahun, yang menembak penonton di bioskop di Colorado, AS, menewaskan 12 orang dan melukai 58 orang. Tragedi itu terjadi di kota Aurora saat tayang perdana film "Batman". Pertama, penembak melepaskan gas air mata ke dalam ruangan bioskop, dan kemudian mulai menembaki penonton. James mempersenjatai dirinya dengan dua pistol, senapan dan shotgun.

Toko senjata di Amerika
Seorang karyawan di toko senjata Cheaper Than Dirt menjawab pertanyaan pelanggan di Fort Rorth, Texas, 6 November 2008. (LM Otero/AP Photo)

Pembunuhan massal seperti ini tampaknya menjadi "kebiasaan" di Amerika Serikat. Penembakan lainnya yang terjadi pada 2012 antara lain kematian dua orang yang ditembak di sebuah pusat perbelanjaan di Oregon dan kematian enam anggota sebuah gereja di Wisconsin yang ditembak oleh Wade Michael Page. Tren tersebut tidak bisa membuat orang acuh tak acuh, dan baru-baru ini beberapa senator AS mengusulkan RUU baru yang akan memungkinkan membatasi penjualan bebas dari "senjata otomatis militer." Mereka  yakin bahwa otoritas negara segera melarang penjualan bebas dari senjata api dalam waktu dekat. Sebelumnya, beberapa anggota Kongres AS juga mendukung usulan untuk membatasi peredaran senjata.

Pihak berwenang bukan satu-satunya yang prihatin dengan situasi ini. Beberapa hari lalu, warga Amerika Serikat mengirim petisi kepada pihak berwenang untuk menetapkan peraturan untuk membatasi penjualan bebas senjata di AS. Petisi itu ditandatangani oleh 125.000 orang Amerika, tepatnya lima kali ambang batas (25.000 orang) yang diperlukan untuk mengirim petisi ke Presiden. Petisi itu dipicu oleh penembakan di Newtown. Penembak, Adam Lanza, menewaskan 20 anak-anak dengan senjata legal yang dibeli oleh ibunya. Para warga yang menandatangani petisi menuntut bahwa permohonan segera ditanggapi oleh pemerintah AS.

Namun, seperti dilaporkan oleh beberapa media, pemerintah AS, sementara mengakui adanya isu penjualan bebas dari senjata, tidak terburu-buru untuk menyelesaikannya. Sebagaimana dikatakan oleh Sekretaris Pers Gedung Putih Jay Carney dalam sebuah pidatonya, permasalahan memang ada, tetapi belum sangat akut.
Akan sulit bagi AS untuk melarang penjualan bebas senjata api karena undang-undangnya merupakan salah satu dasar dari Konstitusi Amerika Serikat yang sudah diadopsi sejak abad ke-18
Menurut beberapa analis internasional, masalahnya bukan dari peredaran bebas senjata api, tetapi faktor manusia. Dengan kata lain, jika seseorang secara legal membeli senjata, mereka tidak akan mau menggunakannya tanpa konsekuensi bahkan untuk membela diri. Mereka yang memilih untuk menggunakan senjata, seperti yang diyakini para ahli, sudah menentukan keputusannya sendiri, terutama mengingat bahwa hukuman mati masih berlaku di banyak negara bagian.

Akan sulit untuk melarang penjualan bebas senjata api di AS karena undang-undang yang memungkinkan boleh secara bebas memiliki senjata merupakan salah satu dasar dari Konstitusi Amerika Serikat yang sudah diadopsi sejak abad ke-18. Ketika undang-undang itu disahkan, orang-orang di hampir semua negara bagian diizinkan untuk memiliki senjata namun tidak diizinkan untuk menggunakannya.

Banyak analis yakin bahwa jika senjata tidak mudah didapatkan seperti sekarang ini, amandemen akan membantu mengurangi jumlah pembunuhan massal semacam itu.

Sebagaimana yang dicatat oleh Corrie Terry, pendiri "Mothers Against Murders and Shootings," pemerintah AS mengatasi masalah yang salah yaitu melegalkan ganja di beberapa bagian. Hal ini berkaitan dengan hak rakyat untuk memiliki senjata, tetapi tidak pemerintah AS tidak berpikir tentang apa yang membuat mental orang tidak stabil untuk melakukan pembunuhan massal. Sebagai tanggapan, seorang Demokrat Senator Dianne Feinstein mengatakan bahwa tahun depan amandemen undang-undang tentang penjualan senjata otomatis akan dipertimbangkan oleh Senat. Apakah dengan lahirnya undang-undang ini akan membantu mengekang pembunuhan massal? kita lihat saja. (FS)