Sabtu, Juni 30, 2012

INS Chakra Andalan Angkatan Laut India

Beberapa waktu lalu India telah melantik kapal selam kelas Akula yang disewa dari Rusia ke dalam armada Angkatan Laut mereka, kapal selam selam tersebut dinamai INS Chakra. Ini merupakan penyewaan kapal selam kedua India dari Rusia. Penyewaan pertama terjadi pada tahun 1987, India menyewa sebuah kapal selam nuklir kelas Charlie selama 3 tahun dari Uni Soviet.

INS Chakra, yang dikenal di Angkatan Laut Rusia sebagai K-152 Nerpa, pada awalnya digagas pada awal 1990 di bawah proyek Rusia 971 M Shchuka-B Class program kapal selam bertenaga nuklir. Namun proyek kapal selam ini sempat terlantar pada tahun 1993 karena kesulitan ekonomi Rusia akibat Perang Dingin. Rusia menyewakan kapal selam tersebut ke India selama 10 tahun dengan biaya sebesar 920 juta dolar, dimulai sejak April lalu.

Dalam aturan penyewaan, Rusia melarang India untuk melengkapi kapal selam dengan senjata nuklir dan membatasi penggunaan kapal selam sebagai platform ofensif selama masa perang. Aturan ini mirip dengan ketentuan yang dicantumkan di penyewaan kapal selam nuklir Charlie pada tahun 1987. Selain itu, sejumlah sistem senjata rahasia yang termasuk dalam program asli 971 telah dihapus dari kapal selam sewaan. Sebagai contoh, INS Chakra datang ke India tanpa rudal penjelajah RK-55 Sampson, yang setara dengan rudal Tomahawk Angkatan Laut AS.

Kapal Selam INS Chakra
Kapal selam India kelas AKULA
Banyak analis militer menyayangkan kebijakan India untuk menyewa kapal selam tersebut, karena adanya aturan tertentu yang membatasi penggunaannya. Ini cuma menghabiskan dana untuk sekedar kapal selam yang tidak "mematikan". Juga menurut mereka, apakah INS Chakra dapat mendongkrak kemampuan nuklir militer mereka, karena setelah beberapa sistem dihilangkan oleh Rusia, INS Chakra tidak dapat lagi membawa senjata nuklir.

Selain itu, penyewaan kapal selam bertenaga nuklir menimbulkan pertanyaan tentang strategi jangka panjang Angkatan Laut India. Pada tahun 2030, India bertujuan untuk membangun kekuatan maritim yang terdiri dari 3 armada tempur dengan 30 kapal selam, yang setengah lusin diantaranya akan bertenaga nuklir.

Kritik untuk strategi Angkatan Laut India saat ini adalah dua arah. Pertama adalah masalah melampaui batas. India, mengingat sumber daya yang terbatas, tidak mampu untuk mengembangkan angkatan laut dengan baik. Kedua, India adalah anak benua, akan menghadapi ancaman yang serius dari utara dan sepanjang perbatasan, karena itu fokus nyata harus menjadi kesiapan Angkatan Darat dan Angkatan Udara.


INS Chakra Memenuhi Tujuan Strategis India

Namun, bagi Angkatan Laut India, penyewaan INS Chakra Dianggap memenuhi beberapa tujuan strategis.

Pertama, setelah India memulai sebuah proyek kapal selam besar bertenaga nuklir buatan dalam negeri, Angkatan Laut India membutuhkan tenaga manusia yang sangat terlatih dan terampil untuk armada kapal selam nuklir mereka itu yang diperkirakan akan segera beroperasi pada akhir dekade ini. Juga, Angkatan Laut India perlu menangani masalah-masalah penting lainnya, seperti menanamkan budaya keselamatan nuklir, menciptakan infrastruktur untuk menjaga keberlangsungan kapal selam dan mengembangkan doktrin untuk menggunakan nuklir seandainya terjadi perang.

Kedua, mirip dengan kesepakatan tahun 1987, Rusia telah kembali berjanji untuk membantu pengembangan rektor nuklir pada kapal selam mereka. INS Arihant, kapal selam nuklir pertama buatan India, diresmikan pada tahun 2009 dan saat ini tengah menjalani uji laut di Teluk Benggala. Desain INS Arihant didasarkan pada kapal selam Charlie era Soviet. Sejak tahun 1960, India telah berusaha keras untuk mengkonfigurasi sistem reaktor nuklir untuk diterapkan pada kapal selam tersebut. Tapi ketika organisasi utama India untuk pembangunan reaktor nuklir, Bhabha Atomic Research Center, gagal total dalam merancang sistem reaktor nuklir untuk kapal selam, akhirnya India beralih ke Soviet, meminta bantuan teknologi sebagai ucapan terimakasih Soviet kepada India karena India adalah konsumen terbesar peralatan militer Soviet. Bahkan, pembelian multi-miliar dolar kapal induk Laksamana Ghorskhov juga terkait dengan penyewaan sub nuklir.


Dua Pertimbangan Jangka Panjang Bagi India

Akhirnya para analis militer menyimpulkan dua pertimbangan jangka panjang yang harus dicermati. Pertama, bagi Departemen Pertahanan India, kunci untuk melawan militer Beijing (China) terletak di Samudera Hindia. Mengingat ketergantungan China di Samudera Hindia dalam perdagangan dan energi. Kontrol laut di wilayah tersebut merupakan bagian penting dari strategi militer untuk melibatkan China di masa depan. Dalam kasus konflik perbatasan yang memanas akhir-akhir ini, mengingat kekuatan tempur India tampaknya masih kalah bila dibandingkan dengan China, militer India akan mengambil jalan lain yaitu menekan ekonomi China di Samudera Hindia, dengan itu diharapkan China akan segera berkompromi.

Kedua, India juga perlu membangun kekuatan militer di laut Cina Selatan karena di wilayah tersebut dimungkinkan akan terjadi konflik yang luas di masa depan.

Fokus India untuk memperoleh tiga armada tempur mereka dalam beberapa dekade mendatang jelas menjadi sinyal keinginan India untuk mendominasi di kekuatan di Samudera Hindia. Rencana ambisius India untuk armada kapal selam nuklir menunjukkn bahwa New Delhi juga serius untuk mengembangkan kekuatan bawah air yang kuat untuk melawan kontrol musuh atas Samudera Hindia. Akuisisi dai INS Chakra merupakan langkah yang cukup signifikan untuk mewujudkan tujuan akhir.